Untag Surabaya Tempat Mengingat Ajaran Bung Karno

SURABAYA(Realita)-Ajaran Bung Karno terus diabadikan, karena ajaran tersebutlah yang mampu mendongkrak keinginan membebaskan rakyat dari kemiskinan. Ajaran tersebut bernama Marhaen yang ditemukan Bung Karno menjadi sebuah teori Anti Kemiskinan.

Ajaran ini diabadikan melalui lukisan oleh sang pelukis, Sudiyanto Pandji Wiryoatmodjo yang dipamerkan di Plaza Proklamasi Gedung Graha Wiyata lantai 1 Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. “Melukis ini sangat sulit karena melukis Bung Karno butuh ketulusan hati dan menunjukkan kecerdasan superior sebagai bapak bangsa, katanya.

Baca Juga: Wujudkan Generasi Emas, Wali Kota Eri Resmikan TPA Gemass

Alumni Magister Teknik Sipil Untag Surabaya ini berharap warga Kota Surabaya bisa mewarisi keikhlasan Bung Karno dalam memimpin. Untuk membangun Surabaya, butuh pemimpin yang kuat dengan karakter mumpuni. Itu juga tergambarkan dalam lukisan-lukisan yang dipamerkan di Untag Surabaya yang menjadi tuan rumah dalam ‘Syukuran Lukisan Pertama untuk Institut Marhaen dan Bandung Bersejarah’.

Kegiatan ini dihadiri oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi, S.T., M.T., Ketua DPRD Kota Surabaya-Adi Sutarwijono, Pembina YPTA Surabaya-Drs. H. Bambang Dwi Hartono, M.Pd. beserta pejabat struktural Untag Surabaya. Mereka ikut menyaksikan keindahan lukisan-lukisan yang menggambarkan perjuangan Bung Karno.

“Ceritanya ada Kang Marhaen yang memberi inspirasi kepada Bung Karno sehingga menamakan Teori Perjuangan Anti Kemiskinan (teori perjuangan kemerdekaannya) Marheinisme,” cerita Nuniek Silalahi, S.S., M.Pd. yang juga selaku Ketua Pelaksana.

Baca Juga: Stand Baru Pasar Dupak Rukun Surabaya Segera Dibangun, Ditarget Rampung Akhir Desember 2024

Lebih lanjut Nuniek memaparkan, “Dia ini (Kang Marhaen) sebagai rakyat Indonesia yang miskin padahal punya sawah, punya sapi, punya cangkul. Tapi miskin, karena dimiskinkan oleh sistem penjajahan. Oleh karena itu penjajahannya harus diberhentikan, paparnya.

Cilegon dalam

Hal senada disampaikan oleh Drs. Jacobus Kamarlo Mayongpadang, menurutnya lukisan ini penting karena menggambarkan titik awal pergerakan kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan dimulai dari tengah sawah, pada pertemuan (dengan Kang Marhaen) itu Bung Karno memutuskan Indonesia harus merdeka.

Esensi kemerdekaan Indonesia, untuk meningkatkan taraf hidup orang Indonesia, karena Bung Karno tidak tahan melihat nasib orang di sawah, membantu Marhaen untuk meningkatkan taraf hidupnya. Inilah esensi kemerdekaan,” imbuh seorang pendiri Institut Marhaen.

Baca Juga: Hidupkan Kawasan Wisata, Pemkot Surabaya Buka Ribuan Lapangan Kerja

Sementara Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengapresiasi event ini, karena lukisan yang dipamerkan benar-benar menggambarkan perjuangan menuju Indonesia merdeka dan bercita-cita mensejahterakan rakyat.(arif)

 

Editor : Arif Ardliyanto

Berita Terbaru