JAKARTA (Realita)- Pengesahan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) yang diusung oleh partai PDIP, yang secara daring dilakukan langsung oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dari Batu Tulis Bogor, Jumat (21/4), memicu banyak spekulasi di kalangan masyarakat.
Polling ILC menghasilkan kesimpulan, 65% voters memilih Anies Baswedan,19% Prabowo & 16% pilih Ganjar Pranowo. Polling ini dilakukan secara terbuka menggunakan fitur “poll” di twitter, periode polling 1 hari (Jumat 14.24WIB – Sabtu 14.24WIB). Di mana 60ribu voters yang sudah ikut berpartisipasi #PollingILC.
Baca Juga: Direktur P3S: Pengangkatan 127 ASN di Minut Sudah Prosedural, Jangan Jadikan Komoditas Politik
“Saya pikir Ganjar pilihan yang salah dan keliru yang dilakukan Megawati, pasalnya kemampuan memimpin dia (Ganjar) masih kalah kelas dengan Anies dan Prabowo,” ucap Direktur P3S, Jerry Massie, di Jakarta, Sabtu (22/04/2023).
Dijelaskan lagi oleh Jerry, padahal kalau Megawati peka bahwa Jokowi termasuk gagal dalam memimpin Indonesia, seyogianya ‘jika cerdas dan bijak’ maka Megawati tak akan mengusung Ganjar. Selain itu dia (Megawati) juga sudah dua kali menghianati Trah Soekarno karena tak mau memilih keturunan Bung Karno.
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer
“Megawati jika cerdas dan peka tak akan pilih Ganjar, dan sudah dua kali dia menghianati pakem internal PDIP, menghianati Trah Soekaro, gak ada mengusung keturunannya sendiri,” pungkasnya.
“Saya kira PDIP akan kalah dalam pilpres di 2024 mendatang. Pasalnya kepemimpinan Ganjar di awah standar dan di bawah performa. ‘Mana mungkin pangeran tik-tok’ mampu membawa Indonesia lebih maju. Hutang akan makin gila-gilaan dan asing khususnya RRC akan mendominasi di Indonesia,” tegasnya.
Baca Juga: Airlangga Mundur, Pengamat: Jokowi dan Gibran Berpeluang Jadi Ketum jika AD/ART Diubah
Diterangkan Jerry dalam wawancara singkat ini, Megawati bisa saja bermain gaya catur yang sebenarnya mudah saja ditebak. “Pandangan saya, Ganjar sebagai capres 2024 pilihan PDIP diharapkan bisa mengikuti gaya mainnya Megawati dan di belakang layar sudah ada deal-deal politik diantara keduanya. Saya kira juga ini adanya dukungan kekuatan oligarki,” pintanya.
“Petugas partai jilid 2, dari standar dan kualitas kerja tak ada, hanya mengikuti apa kata partai dan oligarki, tentunya bukan lagi pangeran tapi naik gelar jadi raja tiktok, ngawur itu bung,” tutupnya.jr
Editor : Redaksi