Setelah Lengser Hampir 10 Tahun, Xanana Gusmao Terpilih Jadi PM Timor Leste lagi

TIMOR LESTE - Pejuang kemerdekaan Timor Leste Xanana Gusmao dilantik sebagai perdana menteri (PM) negara itu pada hari Sabtu (1/7). Gusmao kembali berkuasa setelah hampir satu dekade dia meninggalkan pemerintahan.

Lebih dari dua dekade setelah kemerdekaan dari Indonesia, Timor Leste masih berjuang untuk mengembangkan ekonominya, dengan lebih dari 40 persen dari 1,3 juta penduduknya hidup dalam kemiskinan.

Baca Juga: Pemuka Agama di Kota Batu Ucap Syukur Pemilu 2024 Berjalan Kondusif

"Visi saya untuk rakyat adalah agar mereka lebih sejahtera, terdidik, berkualitas dan inovatif, menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mengutamakan sektor-sektor produktif sehingga kita dapat membangun ekonomi yang lebih baik," kata Gusmao dalam pidato pelantikannya seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (1/7/2023).

Partai Gusmao, National Congress for Timorese Reconstruction (CNRT) menang dengan meraih 41,6 persen suara dalam pemilihan parlemen pada akhir Mei lalu. Sementara lawan utama partainya, Fretilin mendapat 25,7 persen suara, menurut komisi pemilihan umum.

Mantan pemimpin pemberontak berusia 77 tahun itu, juga berjanji untuk memperbaiki hukum negara itu dan mengembangkan proyek pipa gas.

Baca Juga: Pleno Rekapitulasi Pemilu Tingkat Kota Madiun Diwarnai Protes

"Pemerintah akan memprioritaskan meninjau sistem peradilan serta pembangunan, mulai dari desa-desa, juga untuk membawa pipa Greater Sunrise ke Timor Leste," kata Gusmao dalam pidato pelantikannya.

Cilegon dalam

Timor Leste mengadakan pemilihan parlemen kelimanya pada tanggal 21 Mei lalu, yang bertepatan dengan hari peringatan kemerdekaannya yang ke-21 tahun.

Gusmao telah menghabiskan bertahun-tahun memimpin sayap militer Front Revolusioner Timor Timur Merdeka (Fretilin) dalam perjuangan kemerdekaan melawan Indonesia.

Baca Juga: Ahmad Labib Unggul, Golkar Amankan 1 Kursi DPR RI Dapil X Jatim

Pada tahun 2002, dia menjadi presiden pertama negara itu setelah kemerdekaan, mengakhiri 24 tahun pendudukan oleh Indonesia.

Pada tahun 2007, dia mendirikan CNRT. Tahun itu dia menjadi perdana menteri dan memegang jabatan itu hingga 2015, ketika dia mengundurkan diri, dengan mengatakan sudah waktunya bagi generasi pemimpin yang lebih muda.Ik

Editor : Redaksi

Berita Terbaru