Innalillahi! Alami Pendarahan Otak, Menteri Perdagangan Meninggal

KUALA LUMPUR – Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup Malaysia, Salahuddin Ayub, meninggal dunia pada Minggu (23/7) setelah menjalani operasi pendarahan otak. Dia meninggal di usia 61 tahun.

Kabar duka itu dibenarkan putrinya Fatiha Salahuddin dalam postingan Facebook.

Baca Juga: Bupati Kotabaru Periode 2000-2005 dan 2005- 2010, Sjachrani Tutup Usia

“Dengan sedih kami menginformasikan bahwa kepala keluarga kami, Salahuddin Ayub meninggal dunia pada pukul 21.23 pada 23 Juli 2023,” tulisnya seperti dikutip dari CNA, Senin (24/7).

Sekretaris Pers Salahuddin, Syakirin Husnal, dalam keterangannya mengatakan, Salahuddin meninggal dunia di Rumah Sakit Sultanah Bahiyah (HSB) di Alor Setar, Kedah.

Dia mengatakan jenazah Salahuddin akan dibawa ke rumah ibunya di Kampung Serkat (Kopi Tenggek), Tanjung Piai, dan kementerian akan segera memberikan informasi lebih lanjut mengenai pengaturan pemakaman.

Ia menambahkan, keluarga almarhum menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas doa dan belasungkawanya.

“Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh dokter dan staf Rumah Sakit Sultanah Bahiyah, Alor Setar, Kedah,” ujarnya.

Baca Juga: Ketua DPRD Diberondong Tembakan hingga Tewas di Tempat

Pada hari Sabtu, Syakirin mengatakan menteri dibawa ke bangsal darurat HSB sekitar pukul 22:15 pada hari Jumat setelah menderita mual dan muntah, sebelum didiagnosis dengan pendarahan otak oleh seorang spesialis.

Salahuddin meninggalkan istrinya, Fatimah Taha, dan enam anak.

Perdana Menteri Anwar Ibrahim menggambarkan kematian Salahuddin sebagai kehilangan besar baginya, secara pribadi, dan keluarganya.

Mengaku terpukul atas kabar duka tersebut, perdana menteri menyebut jasa Salahuddin yang juga Wakil Presiden Amanah tak terbalas secara materi.

Baca Juga: Sebelum Wafat, Ini Pesan Arist Merdeka Sirait

“Dia dikenal memiliki karakter yang terhormat, baik untuk teman atau musuhnya. Sosok tangguh yang bekerja dan sangat taat pada amanah dan tanggung jawab.

“Istirahatlah sekarang, temanku,” tulisnya di Facebook pada hari Minggu.

Lahir pada 1 Desember 1961 di Tanjung Piai, Pontian, Johor, Salahuddin akan dikenang sebagai pejuang rakyat dalam isu kenaikan biaya hidup dengan memperkenalkan berbagai inisiatif yang dikenal sebagai ‘Payung RAHMAH’.mr,cna

Editor : Redaksi

Berita Terbaru