BANDUNG- Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengungkapkan dugaan penyebab kecelakaan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya yang terjadi pada Jumat (5/1/2024) pagi.
Baca Juga: 3 Korban Tewas Adu Banteng Kereta di Cicalengka, Terungkap
Deddy mengatakan kecelakaan ini terjadi di jalur kereta api tunggal (single track) yang seharusnya lebih aman karena pengaturan sinyal dilakukan secara manual oleh petugas.
Namun lantaran masih dioperasikan oleh manusia, maka single track ini berpotensi menyebabkan kecelakaan akibat kelalaian manusia (human error).
"Biasanya, umumnya itu memang human factor karena apa? Karena di single track itu memang adalah faktor dari manusia yang mengoperasikan sinyal," ujarnya ketika dihubungi awak media, Jumat.
Lebih lanjut dia menjelaskan, human error bisa disebabkan oleh kelalaian masinis yang melanggar sinyal atau kelalaian petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) yang mengatur sinyal kereta berangkat atau berhenti.
Namun, melihat kasus kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya, human error lebih banyak terjadi karena kelalaian petugas pengatur sinyal yang seharusnya memberikan sinyal berhenti ke kereta justru malah memberi sinyal berangkat.
"Tapi bisa juga masinis dan asistennya ngantuk bisa juga terjadi seperti itu tapi biasanya sangat jarang. Yang sering terjadi memang kelalaian petugas PPKA-nya, jadi yang seharusnya menghentikan kereta tapi lalai jadi diberangkatkan," jelasnya.
Meski demikian, dia belum dapat memastikan penyebab pasti kecelakaan ini karena masih menunggu hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Yang jelas ini kita boleh praduga walaupun nanti laporan resmi tetap dari KNKT. Kalau PT KAI sendiri yang beri laporan kita takut tidak independen. Siapa yang salah, yang bertanggung jawab itu harus ada," tuturnya.
Sebagai informasi, pada Jumat (5/1/2024) pukul 06.03 WIB telah terjadi kecelakaan Kereta Api (KA) antara KA Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung dan KA Lokal Bandung Raya di km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur-tasiun Cicalengka, Jawa Barat.
Insiden ini menyebabkan 4 pegawai PT KAI meninggal dunia dan 33 orang mengalami luka-luka.
Hingga saat ini, PT KAI telah berhasil mengevakuasi 8 unit kereta Turangga dan 6 unit kereta Commuterline Bandung Raya. Sehingga yang masih tersisa di lokasi kejadian yaitu 2 unit lokomotif dan 4 unit kereta.Ah
Baca Juga: Kemenhub Nyatakan Turut Berduka Cita yang Mendalam
Editor : Redaksi