JAKARTA- Food estate menjadi salah satu program pemerintah yang dibahas dalam debat capres pada Minggu (21/1) malam.
Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan cawapres nomor urut 03 Mahfud MD kompak menyebut food estate gagal. Sementara cawapres Gibran memuji food estate sukses.
Baca Juga: Sekjen PDIP Sebut Food Estate Kejahatan Lingkungan, Jokowi: Tidak Semudah Itu
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana tidak setuju food estate disebut proyek gagal. Namun, ia mengakui food estate masih memerlukan penyempurnaan.
"Nah, dalam impelementasinya, kan, tentu ada evaluasi, perbaikan-perbaikan. Penyempurnaan itu terus berjalan, ya, supaya apa yang jadi cita-cita, jadi tujuan kebijakan itu bisa tercapai," kata Ari di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (22/1).
Ari mengatakan, food estate harus terus dievaluasi karena dalam pengerjaannya sangat kompleks.
"Iya dievaluasi terus karena tentu implementasinya ada beberapa hal yang sifatnya kompleks yang perlu dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan," jelasnya.
Ari menjelaskan, food estate dibuat untuk merespons situasi pangan yang dihadapi dunia. Apalagi, banyak negara yang menjadi negara gagal karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan.
"Termasuk juga harga pangan itu melambung tinggi di pasaran dunia. Untuk merespons itu harus ada terobosan yang skalanya tidak bisa skala kecil. Harus skala besar. Dan itulah sebabnya mengapa Bapak Presiden mendorong untuk merespons dampak pandemi dan kemudian munculnya situasi krisis pangan itu dengan kebijakan lumbung pangan," tuturnya.
Ia mengatakan, tujuan dari food estate adalah untuk memenuhi cadangan pangan pemerintah. Sehingga pemerintah tidak perlu mengimpor bahan pangan dari negara lain.
"Sehingga kemampuan kita untuk mandiri dari sisi pangan itu bisa tercukupi, tidak perlu impor, tidak perlu tergantung dari negara-negara lain khususnya ketika harga cukup tinggi. Makanya kebijakan lumbung pangan itu kemudian dicoba dibangun untuk merespons itu," pungkasnya.nn
Editor : Redaksi