SURABAYA (Realita) - Menyikapi dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Serikat Sopir Indonesia (SSI) Jatim menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan di salah satu rumah makan di Sidoarjo dengan tema “FGD DPD SSI Jatim menyikapi penyesuaian harga BBM dalam rangka pemulihan perekonomian Masyarakat di Jawa Timur”.
Kegiatan FGD DPD SSI Jatim ini di hadiri oleh seluruh DPC SSI Jatim yg berjumlah 21 Kota/Kab di wilayah Jawa Timur dan Komunitas Angkutan Barang Jatim dengan jumlah audiens sebanyak 100 orang.
Baca juga: Pemkot Surabaya Siapkan Berbagai Langkah Atasi Kenaikan Harga Bahan Pokok
Ketua DPD SSI Jatim Siswoyo menjelaskan, diadakannya FGD ini bertujuan untuk mengurangi reaksi yang berlebihan menyikapi kebijakan pemerintah. Intinya DPD SSI Jatim mendukung kenaikan harga BBM dan kompensasi pengalihan subsidi BBM yang di canangkan oleh pemerintah agar tepat sasaran.
"FGD ini sebenarnya untuk meredam reaksi rekan-rekan kami sesama sopir agar tidak menyikapi kebijakan pemerintah secara berlebihan seperti turun ke jalan melakukan demonstrasi," terang Siswoyo, Kamis (9/9/2022).
Dalam FGD, DPD SSI Jatim juga mengundang Perwakilan dari Dishub Jatim, Dinsos Jatim, Pertamina dan Akademisi Ekonomi UNTAG Surabaya.
Siswoyo berharap, adanya stakeholder yang diundang, rekan-rekan sopir bisa menyampaikan keluhannya sekaligus memberikan masukan dan solusi untuk pemerintah akan dampak kenaikan BBM.
"Reaksi yang berlebihan imbasnya akan mengurangi aktivitas kita juga, tentunya itu akan merugikan kita sendiri. Kami berharap rekan-rekan itu lebih solutif atau lebih memberikan solusi masukan kepada pemerintah terkait kebijakan-kebijakan pemerintah yang menurut kami juga tidak populis. Jadi nanti dengan kegiatan ini teman-teman bisa lebih bijak lebih luas dalam menentukan sikap," tegasnya.
Baca juga: Selundupkan Solar Subsidi, Chintya Sondakh Divonis 15 Bulan Penjara
Ditanya terkait Bantuan Langsung Tunai (BLT), Siswoyo berharap bantuan tersebut bisa diberikan langsung melalui Dishub agar tepat sasaran. Siswoyo juga menyarankan agar pemerintah merubah kebijakan melalui program yang berkelanjutan. BLT yang nilainya hanya Rp 600.000, kata Siswoyo hanya ibarat permen yang manis sesaat.
"Menurut bahasa nanti untuk permen hanya manis sesaat. 4 bulan misalkan 150 jadi akumulasi 600.000 itu kan hanya sesaat. Ketika BLT itu diberikan pada hari itu saya kira itu akan langsung habis dipakai. Tapi ketika itu melalui program yang berkelanjutan itu akan lebih bagus efeknya kepada masyarakat transportasi," harap Siswoyo.
Untuk program Pertamina "Subsidi Tepat", Siswoyo pun meminta agar ada kebijakan yang tidak lagi menyulitkan sopir angkutan.
Baca juga: Solar Subsidi Langka, Ini Hasil Investigasi Disperdagkum Ponorogo
"Untuk program Subsidi Tepat, saya minta tidak menyulitkan kita," pungkasnya.
Sementara Unggul Adi Wibowo Regional V Pertamina yang membidangi penyaluran BBM melalui SPBU dalam paparannya memastikan akan membantu dan mempermudah seluruh pemilik kendaraan. Untuk itu, dia berharap pengemudi angkutan agar segera mendaftarkan kendaraanya di Pertamina
"Kami berharap bapak-bapak pengemudi disini segera mendaftarkan kendaraannya. Kami akan membantu mempermudah proses pendaftaran di Kantor Pertamina maupun di SPBU yang ada. Ada manfaat besar jika kendaraan milik bapak didaftarkan. Jangan sampai plat nomor kendaraan bapak lebih dulu didaftarkan orang lain. Untuk itu segera daftarkan plat nomor bapa," kata Adi.ali
Editor : Redaksi