Keren! Tim Dosen UWP Mampu Ubah Limbah Tahu di Kediri Jadi Energi Alternatif, Ini Bentuknya

realita.co
Tim Dosen Universitas Wijaya Putra Surabaya membuat inovasi untuk mengubah limbah tahu menjadi energi alternatif

KEDIRI(Realita) – Limbah tahu kerap menjadi masalah sosial di masyarakat. Namun masalah tersebut mulai ditemukan solusinya, tim Dosen Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya berhasil melakukan inovasi menjadikan limbah tahu menjadi Energi Alternatif.

Temuan ini berawal dari kondisi masyarakat Dusun Banengan. Daerah tersebut merupakan salah satu Dusun di Desa Klepek kabupaten Kediri yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Dusun Banengan memiliki beberapa UKM salah satunya UKM pembuatan Tahu Kediri. 

Baca juga: Wadah Ekspresi Anak, Wali Kota Eri : Saya Yakin Pemimpin Surabaya Lahir dari Cak dan Ning Cilik

Rata-rata usaha yang ada adalah UKM tahu. Fatalnya,UKM di Dusun Banengan ini lokasinya berada di sekitar area persawahan yang memiliki aliran sungai, sementara sungai tersebut dipergunakan untuk mengaliri sawah, sedangkan UKM ini menjadikan tempat pembuangan limbah cair tahu. 

“Dampak lingkungan dari limbah cair tahu yang dialirkan ke sungai area sawah makin hari makin berbau dan mengendap sehingga banyak petani mengeluh aliran sungai yang sangaat berbau sehingga cukup menggangu para petani dalam mengaliri sawah di sekitar Dusun Banengan,” kata Astria Hindratmo, Ketua TIM PKM UWP Surabaya.

Astria menuturkan, ia bersama timnya yaitu Navik Kholili dan Andri Krisna Dianto melakukan diskusi untuk mengatasi permasalahan limbah pada UKM Tahu. Menurutnya, perlu suatu kegiatan yang kreatitif dalam pengelolaan limbah tahu. “Maka dari itu kami TIM PKM UWP melakukan kegiatan pengabdian membantu UKM Tahu Di Dusun Banengan mengelola limbah cair menjadi energi alternatif berupa biogas dari limbah cair,” ujarnya. 

Untuk mengurangi jumlah limbah cair yang dibuang ke sungai setiap hari, ujar dia, pihaknya memanfaatkan sebagai energi alternatif pemanas katel uap guna meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar kayu. Selain itu dapat mengurangi asap pembakaran pada proses pemanasan katel uap untuk memasak bubur kedelai menjadi tahu. 

Baca juga: Lewat Desa Berdaya PLN, Wisata Air Sumber Banteng Berperan Sokong Ekonomi Masyarakat Terus Bertumbuh

“TIM PKM UWP juga membantu UKM meningkatkan nilai tambah limbah padat tahu atau ampas menjadi pakan ikan sebagai produk sampingan untuk meningkatkan pendapatan pemilik UKM Tahu,” akunya.

Tim PKM UWP, lanjutnya, juga membangun fasilitas tempat pembuatan biogas dari limbah cair, fasilitas tempat pembuatan pakan ikan berbahan ampas tahu, serta memberikan beberapa peralatan berupa mesin pencetak pelet pakan ikan dengan dimodifikasi menggunakan energi biogas yang merupkan hasil hibah dari DRTPM Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 

Dengan adanya fasilitas pengolahan limbah cair menjadi biogas tahu mampu mengurangi jumlah aliran limbah cair perhari sebesar 30-40%, serta proses produksi tahu lebih ramah lingkungan karena pemanas katel uap berbahan biogas. 

Baca juga: Pasar Karah Bakal Dibangun Istimewa, Dikelola Dinas Koperasi, Ini Kata DPRD Surabaya

Pembuatan biogas dari limbah cair tahu menggunakan bahan tambahan EM4 dan molase untuk meningkatkan proses fermentasi limbah cair menjadi biogas dengan perbandingan 1liter EM4:1 liter molase:1000 liter limbah cair. Kemudian pada pengolahan ampas tahu menjadi pelet pakan ikan diberikan tambahan bahan campuran seperti tepung ikan, jagung, cairan perekat pakan ikan, dan vitamin ikan. Produk sampingan pakan ikan berbahan ampas tahu mampu meningkatkan pendapatan UKM tahu.

“Kami berharap agar pelaku usaha UKM Tahu tidak hanya mencari pendapatan saja, namun juga mengelola permasalahan limbah yang berdampak pada pencemaran lingkungan,” tutur Astria.

Editor : Arif Ardliyanto

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru