PONOROGO (Realita)- Beredarnya foto screen shoot surat rekomendasi yang dikeluarkan Fatayat Ponorogo, dalam rekrutmen Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) untuk Pemilu 2024, dimana oleh sejumlah peserta seleksi dituding menjadi faktor penentu kelulusan, dibantah keras oleh Pimpinan Cabang Fatayat Ponorogo.
Dikonfirmasi secara khusus, Ketua Pimpinan Cabang Fatayat Ponorogo Nuurun Nahdiyah Karunia Yuliastin meluruskan tudingan sejumlah peserta yang tak lulus seleksi tulis tersebut.
Baca juga: Bantah Aniaya Kekasihnya, Ketua Bawaslu: Jika Tak Bisa Buktikan, Ini Fitnah!
Nuurun mengaku menyesalkan dan prihatin surat rekom lembaganya disalah artikan oleh beberapa pihak, pasalnya surat itu bukan menjadi penentu utama kelulusan dalam rekrutmen Panwascam untuk pemilu 2024.
" Saya dengan beredarnya ( surat rekom red) kemarin jujur sangat menyesalkan dan prihatin," ujarnya, Jumat (21/10/2022).
Ia menjelaskan, surat rekom itu bukan penentu dalam kelulusan peserta tes atau bahkan bisa langsung diterima sebagai Panwascam. Ia menjelaskan Surat Rekom itu hanya sebagai dukungan moril, lantaran proses pendaftaran anggota Panwascam pada 21 hingga 27 September lalu, kouta 30 persen keterwakilan perempuan belum terpenuhi di 21 kecamatan. Bahkan akibatnya Bawaslu harus melakukan perpanjangan pendaftaran pada 2 hingga 8 Oktober.
" Jadi yang kami lakukan secara kelembagaan itu, berangkat dari kemarin pengumuman resmi itu kan kouta perempuan yang 30 persen yang harus diperjuangkan dimana-mana kan masih 0 persen di beberapa kecamatan itu. Saya mendorong untuk ikut berpartisipasi kader," jelasnya.
Baca juga: Di Momen Hari Kemerdekaan RI ke-79, Bawaslu Kota Batu Luncurkan Pemetaan Kerawanan Pilkada 2024
Nuurun menambahkan, dengan ikutnya kader-kader Fatayat dalam rekrutmen Panwas, akan mempercepat terpenuhinya kouta 30 persen keterwakilan perempuan di setiap kecamatan. Pun ia yakin para kadernya juga memiliki SDM mumpuni yang dapat berkontribusi dalam pengawasan pemilu. Rekom yang lembaganya terbitkan hanya sebagai bentuk dukungan moril kepada para kadernya yang ikut seleksi agar lebih optimis.
"Nah rekom itu untuk apa?, itu bukan hanya konteks Panwas saja juga ada di beberapa hal. Itu kita lakukan hanya untuk suport kader saja. Memberikan kekuatan moral lah, jadi saya sebagai pimpinan hadir mendampingi secara kelembagaan. Dan itu sama sekali tidak ada jaminan, bahwa kalau ada rekom jaminan lolos, sama sekali tidak," tambahnya.
Nuurun mengaku, dari 12 kadernya yang ikut seleksi Panwas banyak yang gagal dalam tes tulis pada 15 Oktober lalu. Hal ini menjadi bukti bahwa rekom bukan penentu utama lolos seleksi.
Baca juga: Kemlu Respon Soal 5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel
" Yang kita rekom banyak yang gagal juga. Kalau itu ( rekom) menjamin lolos semua, otomatis yang kita rekom lolos semua, kan juga tidak kan, podo ae," ungkapnya.
Ia berharap semangat kaum perempuan dalam mengisi ruang publik ini tidak dilemahkan dengan isu-isu negatif, yang belum tentu kebenaranya. Justru harus didorong agar semua perempuan dapat memiki kesamaan drajat dengan laki-laki di ruang publik.
" Jangan justru ini malah kayak dilemahkan, itukan eman sanget gitu. Jadi bagaimana peran-peran ini kita sareng-sareng ( bersama) kita dukung kita suport. Toh saya yakin semua organisasi perempuan tujuannya sama yakni ingin berkontribusi di ruang publik ini," pungkasnya. znl
Editor : Redaksi