Ponorogo Dapat Dukungan Menjadi Jejaring Internasional UCCN

realita.co
Tim pengusul nominasi UCCN Ponorogo saat melakukan FGD bersama Komite Jakarta Kota Buku.

JAKARTA (Realita)- Kabupaten Ponorogo kembali melakukan lawatannya ke sejumlah kota jejaring UCCN (Unesco Creative Cities Network) di Indonesia. Kali ini giliran DKI Jakarta yang disambangi. 

Tim pengajuan nominasi UCCN Ponorogo ini sendiri,  ditemui langsung oleh pimpinan Komite Jakarta Kota Buku. Diskusi gayeng pun terjadi antara delegasi nominasi Kabupaten Ponorogo menjadi UCCN dengan pimpinan Komite Jakarta Kota Buku tentang apa saja yang harus dilakukan Kabupaten Ponorogo agar lolos menjadi bagian jejaring UCCN untuk kategori kerajinan dan seni pertunjukan rakyat (Crafts and Folk Arts). Kegiatan ini dilakukan di Green Terrace TMII (Taman Mini Indonesia Indah) di Jalan Raya Mabes Hankam, Jakarta Timur, Sabtu (28/11/2022).

Baca juga: Soal Joglo Anies Baswedan, Ini Jawaban Pemkab Ponorogo

Ketua Harian Tim Pengajuan Nominasi UCCN Ponorogo Hamy Wahjunianto mengatakan, sama dengan Pekalongan dan Bandung, kunjungan ke DKI Jakarta ini juga dalam rangka untuk meminta masukan dan dukungan kota yang pada November 2021 lalu ini ditetapkan UCCN menjadi Kota Sastra Dunia (City of Literature). 

"Jadi apa saja yang harus kami persiapkan, dan lakukan karena akhir Juni 2023 kami harus sudah memasukkan dossier dan dokumen pendukung seperti foto dan video. Nah, kami ingin meminta masukan dari focal point yang membuat DKI Jakarta ini ditetapkan UNESCO menjadi bagian dari jejaring UCCN," ujarnya.  

Sementara itu, Kordinator Bidang Literasi Komite Jakarta Kota Buku, Melvi mengungkapkan bahwa untuk mempermudah Ponorogo lolos dalam pengajuan UCCN, ada baiknya mulai membuat program kesenian yang berkolaborasi dengan jejaring UCCN baik di tingkat nasional hingga internasional.  

Baca juga: Arus Balik, Ratusan Pemudik Gunakan Bus Gratis Pemkab Ponorogo

"Jadi ada sebuah kegiatan kesenian yang berkolaborasi dengan kota kreatif jaringan UCCN baik nasional hingga internasional," ujarnya. 

Melvi menambahkan bahwa dalam penyusunan dossier yang akan diajukan Juni tahun depan, sebaiknya menggunakan penulis yang handal berbahasa Inggris,  karena penulisan menggunakan bahasa Inggris.  Pun dalam penyampaian data, harus sesuai fakta karena jumlah karakter penulisan dibatasi oleh Unesco.  

Baca juga: Tingkatkan Pelayanan Kesehatan, Bupati Ponorogo Revitalisasi Puskesmas Ngrayun

"Sampaikan data yang lengkap namun singkat karena jumlah karakter dibatasi. Setelah menjadi UCCN dampak apa yang diperoleh untuk ekonomi kreatif dan masyarakat itu juga harus disampaikan," tambahnya.  

Pihaknya mendukung dan berharap Ponorogo bisa menjadi bagian jejaring UCCN.  Hal ini untuk memastikan dan meneruskan kebudayaan adi luhung Reog Ponorogo tetap terjaga kelesetariannya.znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru