Untag Desain Rumah Produksi Produk Olahan Buah hingga Daun Kelengkeng di Sidoarjo, Ini Kondisinya

realita.co
Dosen Untag melakukan pembahasan desain rumah produksi di sidoarjo

SIDOARJO (Realita) – Wisata Kampung Kelengkeng tidak hanya sebagai lokasi hiburan belaka. Univesitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya juga mendesain lokasi produksi olahan buah, biji, dan daun kelengkeng.

Lokasi Wisata ini berada di Desa Simoketawang, Sidoarjo yang merupakan rangkaian dari 31 kegiatan Program Matching Fund yang diusulkan oleh Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya pendanaan tahun 2022 dengan ketua pengusul Febby Rahmatullah Masruchin, S.T., M.T. Program ini melibatkan 31 Dosen dan 155 mahasiswa. Kegiatan ini termasuk ke dalam kegiatan 2 terkait Pendampingan Pembangunan Pengembangan Wisata dengan koordinator Ir. Joko Santoso, M.MT., IAI., IPM. “Untag melakukan Pendampingan Pembuatan Tempat Produksi Olahan Buah, Biji dan Daun,” katanya.

Baca juga: Lelang 116 Kendaraan Dinas, BPPKAD Ponorogo Prediksi Rp 2 Miliar Masuk PAD

Kegiatan Pendampingan Pembuatan Tempat Produksi Olahan Buah, Biji dan Daun adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu desa membuat tempat produksi yang memadai yang dimana hasil dari buah kelengkeng diolah menjadi selai dan bijinya diolah menjadi kopi. Untuk itu dibutuhkan sebuah tempat produksi yang memadai agar hasil olahan dari buah kelengkeng menjadi lebih optimal, baik dari tempat produksinya, sirkulasi di dalam area tempat produksi, dan sistem pengolahan air dari limbah hasil produksi.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh 1 Dosen yaitu Aditya Rizkiardi, ST, MT. dari program studi Teknik Sipil Bersama dengan 5 mahasiswa MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dari program studi Teknik Sipil antara lain Arjuna Baqhis Umar, Agnes Liespono, Wahyu Dimas Nur Mahendra, Annisa Amanda Febrianti, Muhammad Islam Darmawan B. 

“Untuk meningkatkan Desa Simoketawang Sidoarjo menjadi desa wisata membutuhkan perencanaan yang matang. Hanya saja desa tidak memiliki anggaran perencanaan dalam pendampingan pembangunanan,” ujar Joko. 

Baca juga: Diikuti 900 Guru, Gus Muhdlor Minta Porgu PGRI Jadi Spirit Bersama

Oleh karena itu, kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bermaksud untuk membantu desa dalam membuat perencanaan pembangunan tempat produksi olahan buah kelengkeng. Kegiatan ini dilatar belakangi dengan produksi olahan buah kelengkeng yang masih dilakukan di rumah-rumah warga Desa Simoketawang. Rencananya akan ditempatkan di lingkungan balai desa agar terintegrasi dengan kebun pohon kelengkeng dan pujasera. Dengan konsep ini dapat memanfaatkan ruangan di kantor balai desa agar ruangan yang ada bisa berfungsi dengan maksimal. 

Efek negatif dari sebuah tempat produksi ini adalah limbah yang dihasilkan, terutama limbah dari hasil kegiatan pencucian buah dan produksi. Penyediaan air bersih di rencana lokasi produksi ini mengandalkan air sumur bor yang dalam prosesnya tidak dilakukan penyaringan terlebih dahulu. Jadi air diambil dari dalam tanah, disimpan di tandon kemudian dialirkan ke masing-masing air kran. Kondisi air kotor dan berbau dikhawatirkan dapat mempengaruhi hasil olahan buah kelengkeng. Oleh karena itu selain mendesain tempat produksi kami merencanakan juga sebuah sistem filterisasi air sederhana, yang mudah dalam pembuatan maupun pemeliharaan.

Sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah membantu Desa Simoketawang mempersiapkan perencanaan pembuatan tempat produksi agar hasilnya menjadi lebih optimal, baik itu bentuk tempatnya, sirkulasi di dalam area gedung, dan sistem pengelolahan limbah hasil produksi. Saat tempat produksi sudah jadi diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi Desa Simoketawang dalam tujuannya menjadi desa wisata dengan ikon utamanya adalah buah kelengkeng.

Baca juga: Kominfo Gelar Anugerah Jurnalistik Bupati Sidoarjo 2023 Total Hadiah Rp 24 Juta

‘Sasarannya program ini adalah Desa Simoketawang dengan sedangkan sebagai pelaku adalah aparat desa yang berjumlah 10 orang. Kegiatan ini dilaksanakan selama 6 bulan sejak juli hingga desember 2022 dengan 4 bulan efektif pelaksanaan (Agustus hingga Nopember). Bulan Juli 2022 merupakan tahap persiapan dan Desember 2022 merupakan tahap evaluasi,” ucapnya. 

Suyantok selaku Sekretaris Desa mengungkapkan ucapan terima kasih atas desain tempat olahan produksi buah kelengkeng karena dengan adanya desain ini diharapkan warga dapat menjadikan acuan dalam implementasi pembangunannya dan warga desa dapat memproduksi di ruang yang sudah sediakan tanpa mengerjakan di rumah masing-masing warga.

Editor : Arif Ardliyanto

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru