NEW YORK- Semakin banyak varian virus corona baru yang bermunculan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya beri nama baru varian-varian ini menggunakan alfabet Yunani.
Pada Senin (31/5/2021), secara resmi WHO menetapkan label baru untuk varian utama virus corona, alih-alih publik dapat merujuk di mana varian itu pertama kali terdeteksi, namun varian ini justru diberi nama alfabet Yunani.
Baca juga: WHO: Tren Kematian karena Covid 19 Terus Turu, tapi Virus Tetap Ada
"Tidak ada negara yang harus distigmatisasi untuk mendeteksi dan melaporkan varian," tulis Maria Van Kerkkhove, kepala teknis WHO untuk tanggap Covid-19, dalam unggahannya di Twitter melansir Kompas, Selasa (1/6/2021).
Penggunaan alfabet Yunani sebagai nama baru varian virus corona, seperti dilabelkan pada varian B.1.1.7 yakni varian virus corona yang kali pertama terdeteksi di Inggris, diberi nama Alfa, dan varian Afrika Selatan (B.1.351) dilabeli sebagai Beta.
Seperti diketahui bahwa sejak dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO pada awal 2020 lalu, virus corona SARS-CoV-2 terus bermutasi di sejumlah negara.
Baca juga: Covid Varian Kraken Diyakini Paling Menular, Sudah Masuk Indonesia?
Kebijakan panel pakar WHO dengan merekomendasikan penggunaan alfabet Yunani ini untuk merujuk pada varian.
Menurut WHO dalam laman web baru situsnya, ini akan lebih memudahkan dan lebih praktis untuk dibahas oleh audiens non-ilmiah.
Baca juga: Rutin Olahraga Bisa Redam Keganasan Covid 19
Semua virus, termasuk SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19 dapat bermutasi atau berubah seiring waktu. Inilah yang menyebabkan varian-varian baru bermunculan.
WHO mencatat dalam laporan yang diumumkan Senin lalu, bahwa label atau nama baru virus corona tidak akan menggantikan nama ilmiah yang ada untuk varian virus corona.pas
Editor : Redaksi