SURABAYA (Realita)- Puisi adalah ekspresi intelektualitas. Dan wartawan adalah kaum intelektual. Mereka pemilik jiwa-jiwa matang hasil observasi kehidupan. Dulu ekspresi mereka dituangkan dalam bentuk berita. Kini, setelah memiliki banyak waktu berkontemplasi, dituangkan dalam bentuk puisi. Maka karya yang dihasilkan tentulah merupakan buah perenungan mendalam hasil dari pengalaman selama berpuluh-puluh tahun menjadi jurnalis.
Demikian ungkapan Sapto Anggoro, Ketua Komisi Pendataan, Penelitian dan Ratifikasi Pers Dewan Pers di buku antologi puisi ‘Wartakan Kemanusiaan, Kutulis Puisi’ karya komunitas Warumas (Wartawan Usia Emas) yang bakal resmi dirilis di Balai Wartawan A.Azis PWI Jatim, Jl Taman Apsari 15-17 Surabaya, pada Jumat (17/3/2023) mendatang.
Baca juga: Pemkab Sidoarjo Sinergi dengan Pers, Kawal Pembangunan Kota Delta
Hal senada juga diungkapkan oleh Lutfil Hakim, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim. Menurut Lutfil, antara jurnalistik dan sastra sudah lama menyatu. Ibarat koin mata uang dengan sisi yang bebeda. Namun pada dasarnya sama, yakni berada dalam ruang bahasa dan mengolah kata-kata.
Buku antologi puisi “Wartakan Kemanusiaan, Kutulis Puisi” ini merupakan edisi ke-3 dari kelompok Warumas, dipersembahkan khusus untuk memperingati Hari Pers Nasional 2023. Sebelum resmi dirilis, digelar juga acara “baca puisi bareng” di Artotel TS Suites, hotel bintang 4 yang terletak di Jl Hayam Wuruk No.6 Surabaya pada hari Rabu (15/3/2023).
Adapun para wartawan penyair yang menulis dalam buku antologi puisi ini adalah : Achmad Pramudito, Amang Mawardi. Arieyoko, Aming Aminoedhin, Ida Nurshanti Nicholas, Imung Mulyanto, Karyanto, Kris Mariono, Nurkhasanah Yulistiani, Rokim Dakas, Sasetya Wilutama, Toto Sonata dan Widodo Basuki. Mereka adalah para wartawan berusia 50 tahun ke atas dan sebagian besar masih aktif sebagai wartawan.
Widodo Basuki misalnya, saat ini adalah pimpinan redaksi majalah berbahasa jawa “Jaya Baya”, Nurkhasanah merupakan wartawati media online beritalima.com, Achmad Pramudito mantan wartawan harian Surya dan sekarang mengelola media online iniSurabaya.com. Imung Mulyanto mantan redaktur budaya Harian “Surabaya Post” dan Pimred Arek TV Surabaya, Sasetya Wilutama mantan kreator program di SCTV dan kini tenaga kependidikan di Stikosa-AWS, dan Arieyoko mantan Ketua PWI Bojonegoro. Toto Sonata mantan redaktur harian Suara Indonesia. Karyanto mantan wartawan Harian Surya dan kini mengelola media online arekmemo.com, sedangkan Amang Mawardi mantan wartawan harian Pos Kota dan banyak menulis buku.
Menurut Ketua Warumas, Kris Mariono, berbeda dari edisi sebelumnya, penebitan ke-3 ini menghadirkan penulis tamu, antara lain Yadi Galajapo dan Ketua Stikosa-AWS, Dr Meithiana Indrasari, ST, MM yang masing-masing menulis dua judul puisi. “Kita akan terus konsisten menerbitkan Antologi Puisi dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, untuk mengembangkan kegiatan literasi khususnya puisi” ujar mantan Wartawan RRI Surabaya tersebut.
Selanjutnya Kris menambahkan, dalam penerbitan edisi ke-2 “Kucinta Negeri Kutulis Puisi” pada bulan September tahun lalu, bekerja sama dengan kantor Dinas Perpustakaan & Kearsipan Prov Jatim dan Surabaya Suite Hotel, serta tampil pula di kampus Stikosa-AWS dan Universitas Bojonegoro.lis
Editor : Redaksi