Gotong Royong Turunkan Stunting, Bupati Ponorogo Gandeng Desa Targetkan 7 Persen

realita.co
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. Foto: Zainul

PONOROGO (Realita)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo tampaknya berhasil menurunkan angka bayi stunting di Bumi Reog secara signifikan. 

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI). Melalui Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, jumlah bayi penyandang stunting di Kabupaten Ponorogo mencapai 14,2 persen atau sekitar 5.000 bayi dari 50.000 bayi usia 1 sampai 2 tahun. Angka ini jauh menurun 5,8 persen ketimbang tahun 2021, dimana saat itu ada sekitar 20,0 persen bayi stunting. 

Baca juga: Dukung Pencegahan Stunting, PLN Berdayakan Peternak Ayam Petelur di Kabupaten Malang

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, penurunan stunting di Kabupaten Ponorogo ini, telah memenuhi target penurunan stunting atau gagal tumbuh pada bayi pada tahun 2024 yakni sebanyak 14 persen. Hal ini sesuai intruksi Presiden Joko Widodo awal 2023 lalu. 

" Kalau nasional kan target tahun 2024 14% ya. Nah kami saat ini sudah 14,2 persen ada lebih 2 persen," ujarnya, Senin (13/03/2023). 

Bupati Giri menambahkan, untuk semakin menurunkan angka bayi stunting diatas ambang aman. Pihaknya menargetkan 7 persen penurunan stunting tahun ini.

" Kami  tekan terus, tahun ini harus 7% . Sehingga kemudian target nasional 14% itu kami ikut support  memberikan andil bahwa menekan angka stunting adalah bagian pekerjaan bersama sama," ungkapnya. 

Sugiri mengaku, untuk mensukseskan target tersebut pihaknya telah melibatkan seluruh elemen masyarakat dan Pemerintah Desa (Pemdes) yang ada di Ponorogo. Pasalnya, menurutnya stunting merupakan tanggung jawab semua pihak dan bukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) saja. 

Baca juga: Tekan Angka Stunting, TP PKK Sumenep Gelar Sekolah Orang Tua Hebat

" 2023 kami bergotong royong serentak termasuk desa, organisasi masyarakat. Organisasi masyarakat untuk berpikir bagaimana meningkatkan kualitas generasi ini kan tidak hanya fisiknya saja, tapi juga juga mental juga peradaban dan kemudian karakter dan akhlaknya. Karena saya sadar suatu ketika kami akan tiba saatnya bonus demografi ini memaksa kami mengajak kami untuk tidak boleh gagal," tekannya. 

Pihaknya berharap, penurunan bayi stunting 7 persen tahun dapat terwujud. Hal ini untuk menjamin kualitas bayi lahir di Ponorogo, selain memiliki fisik yang puporsional juga memiliki perkembangan intelektual yang sesuai dengan usia. 

" Harus berhasil, maka bayi yang lahir hari ini anak-anak yang sudah balita hari ini adalah bayi-bayi yang tangguh dan tidak sakit. Maka konsentrasi kami fokus betul. Nah, karena gotong royong itu kemudian melibatkan sebagian anggaran desa untuk mendampingi," harapnya. 

Baca juga: Unim Mojokerto Beri Bantuan Mesin Penepung ke PKK Kembangbelor, Dukung Zero Stunting

Pihaknya juga meminta, Desa untuk lebih mengetahui bantuan pangan yang diberikan kepada bayi stunting untuk menekan angka stunting. 

Balita saat melakukan imunisasi.

" Nah ini kadang-kadang kan ada mal ada mal ya.  Ada mal pengetahuan tentang misalnya susu seperti yang terjadi di Mlarak  ini kan ini tidak berarti juga diminumkan susu verbal begitu. Tapi tetap saja itu salah. Maka maka saya menghimbau, kemudian tetap desa tidak boleh takut mengeluarkan anggaran untuk stunting," pungkasnya. adv/znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru