Tutup Jalan Akses Perusahaan Batubara, Kakek 60 Tahun Dikeroyok hingga Tewas

realita.co
Kondisi korban yang tewas mengenaskan usai dikeroyok puluhan preman. Foto: netizen.

BANJAR- Kronologi tewasnya pria lanjut usia (Lansia) bernama Sabriansyah (60) di kawasan kebun karet, Desa Mangkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Rabu (29/3/2023) siang.

Anak korban, Mahyuni (40) menuturkan kronologinya.

Saat ini, kasus pembunuhan tersebut tengah diselidiki polisi.

Korban diketahui merupakan warga Jalan Batu Nyaring, Desa Matang Batas, Kecamatan Hatungun, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.

Sabriansyah tewas setelah dikeroyok oleh puluhan orang menggunakan senjata di lokasi kejadian.

Kronologi peristiwa itu menurut anak korban Mahyuni karena masalah lama dengan perusahaan batubara di wilayah tersebut terkait lahan.

Korban yang mempunyai SHM lahan tersebut sejak tahun 2001 tidak pernah mendapatkan kompensasi ganti rugi atau apapun dari perusahaan itu.

Keluarga korban pun sudah beberapa kali berupaya meminta hak korban kepada perusahaan tapi selalu mendapatkan respon tak menyenangkan dari preman-preman bayaran perusahaan tersebut.

“Dan hari ini tadi puncaknya, hari ini adalah yang kesekian kalinya kami ketemu sama tim mereka yang preman itu. Mereka datang dengan 5 buah mobil dan ada sekitar 30 orang,” ujarnya.

Mereka datang sekitar pukul 11.00 Wita, lalu turun salah satu orang dari mereka yang paling tua mencari anak korban, Mahyuni.

“Kita ini keluarga mari kita bicarakan baik-baik, bagaimana kalau pemblokiran atau penguasaan fisik ini dibuka saja,” kata Mahyuni menirukan perkataan orang itu.

Mahyuni yang tidak berani mengambil keputusan, karena lahan itu adalah milik keluarganya maka ia menyarankan agar langsung berbicara kepada pemilik lahan.

Setelah itu mereka pergi ke rumah pemilik lahan menggunakan sebuah mobil, sedangkan 4 mobil yang lainnya menunggu di lokasi kejadian.

Merekapun berbicara dengan pemilik lahan dan mereka menawarkan untuk pembukaan itu hanya untuk melewatkan tronton yang berisi batubara serta mengajukan penawaran dengan membayar per ret nya 50 ribu.

Pemilik lahan lalu bertanya pada Mahyuni dan disahuti oleh Mahyuni bahwa ia ikut saja apa yang menurutnya baik serta menurut apa kata yang tua saja.

Korban yang saat itu masih di rumah lalu menyusul ke lokasi karena mengira anaknya berada di lokasi tersebut.

Saat sampai di lokasi kejadian, korban tidak mengetahui bahwa ada orang-orang suruhan perusahaan itu di sana.

Sampai di lokasi, korban langsung digandeng oleh salah satu dari puluhan orang itu, langsung diserang dengan senjata tajam jenis parang oleh para pelaku.

Mendapatkan serangan secara tiba-tiba itu korban menangkis sambil mundur sekitar 50 meter.

Melihat korban yang tidak mengalami luka sama sekali membuat mereka kesal, lalu salah satu dari mereka mengeluarkan senjata api lalu menembak kepala korban korban sampai tembus.

Setelah ditembak korban langsung ambruk ke tanah.

Melihat korban ambruk, para pelaku lalu menggorok serta menghujani wajah korban dengan bacokan hingga korban tewas.

Melihat korban yang sudah tewas bersimbah darah para pelaku pun langsung kabur.

“Ada sekitar kurang lebih 30 orang yang mengesekusi korban dan ada 7 orang saksi yang melihat kejadian itu,” tambahnya.

Pihak keluarga korban berharap kepada pihak kepolisian agar bisa mengungkap dan menangkap para pelaku yang sudah menghilangkan nyawa korban.

“Kami berharap pihak kepolisian bekerja maksimal untuk mengungkap orang-orang yang menjadi pelakunya dan dihukum dengan seadil-adilnya dan lagi peristiwa ini terjadi dengan tiba-tiba serta mereka jelas sudah merencanakan pembunuhan itu sebab mereka sudah membawa parang dan senjata api,” tuturnya.

Kasus ini menjadi perhatian banyak pihak karena selain korban juga ditembak, ada kaitan motif persoalan akses jalan batubara.

Pihak keluarga, sebagaimana penuturan Mahyuni, berharap kepolisian bisa mengusut secara tuntas terkait kejadian berdarah tersebut.

"Saksi ada kemungkinan diserang lebih dari satu orang," kata Mahyuni kala itu.

Baca juga: Dua Tukang Parkir Keroyok Anggota TNI, Diduga Terkait Uang Parkir

Selain berharap keadilan ditegakkan untuk bapaknya, dia menduga pelaku pengeroyok ayahnya itu adalah suruhan orang perusahaan di batubara yang menjadi motif konflik dengan korban.

Dari perkembangan kasus yang ada, selain pelaku yang sudah ditangkap Aya alias Y ada pelaku lain sekitar dua lagi yang masih dicari.

Kapolda Kalsel, tidak menampik pula dalam penyelidikan kasus pembunuhan ini diduga para pelaku ini disuruh satu petinggi PT JGA.

"Kita akan panggil dari JGA untuk dimintai keterangannya," ungkapnya.

Adapun soal motif disampaikan Kapolda, korban, yang merupakan warga Kecamatan Hatungun, Tapin itu diduga menutup jalan hauling karena merasa berhak atas lahan yang digunakan sebagai jalan tambang tersebut.

"Nah para pelaku diduga diminta pimpinannya di JGA agar membuka portal itu dengan cara apapun," kata Kapolda.hu

Baca juga: Asyik Nongkrong Pinggir Jalan, Tiba-Tiba Dibacoki Sekelompok Pria

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru