LAKARTA (Realita)- Maraknya peredaran narkotika di Indonesia menjadi penyalahguna semakin meningkat dan saat ini kondisinya diduga makin memprihatinkan dengan status darurat narkoba. Sebelumnya Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose, pernah mengungkapkan terjadi peningkatan prevalensi pengguna narkoba di Indonesia pada 2021 sebesar 0,15 persen, sehingga menjadi 1,95 persen atau 3,66 juta jiwa.
" Kami, Tahun 2021 melakukan survei. Itu 1,95 persen, 0,15 persen," katanya dikutip dalam pernyataan nya di kanal YouTube UNP.
Baca juga: Krisis Air di Banyuasin: Sumur Kering, Pasokan PDAM Tidak Bisa Diandalkan
Hal ini menggugah rasa keprihatinan yang tinggi dari seorang ibu asal Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh.
Namanya Zubaidah S.E, M.M, kali ini dirinya menyempatkan untuk berkunjung ke Yakita Ciawi yaitu pusat perawatan bagi para pecandu narkotika.
Zubaidah atau yang akrab disapa Ida ini, menceritakan sedikit mengapa dirinya mau meneruskan program Yayasan Yakita yang sudah hadir setelah bencana Tsunami melanda Aceh tahun 2004 silam.
"Kita di Aceh itu punya satu Yayasan dan itu adalah peninggalan dari Yakita, yang kemudian kita lanjutkan atau tepatnya diteruskan, dengan nama yang sama tapi kita rubah dengan menambahkan nama Aceh diujungnya," ujar Zubaidah kepada Realita.co, pada Jum'at (21/7/2023).
Masih sambung cerita dirinya, ini adalah sebuah catatan sejarah yang tidak bisa pernah dihilangkan bahwa Yakita memang pernah hadir untuk masyarakat Aceh. Menjadi satu hal sejarah pemulihan di Aceh dan kemudian saya hadir disini bukan kali pertama, tapi yang kedua, bagi saya Yakita ini, merupakan rumah saya juga ketika datang ke Jakarta," tutur Ida sambil menitikkan air mata dan memegang Joyce S.H Gordon S.Psi.
"Karena dari sini saya belajar, saya jujur bukan orang yang berasal dari program, terlebih juga bukan sebagai pecandu tapi bagi saya banyak generasi yang hari ini harus di selamatkan. Saya merasa terpanggil, rasa ingin hadir untuk sedikit menjadi solusi dari persoalan kita hari ini bagi penyalahgunaan narkotika (Napza)," ungkapnya.
Menurut pengakuan dirinya, Aceh dengan jumlah pecandu atau pengguna narkotika yang sangat tinggi, terakhir dirilis BNN kurang lebih 82.000-83.000 pecandu. Saya fikir ini adalah sebuah angka menyakitkan bagi pribadinya, karena Aceh dalam terkenal dalam syari'at islamnya, apalagi dengan julukan serambi Makkah nya, tapi pada kenyataannya kita dihadapkan persoalan narkoba, kemiskinan yang cukup tinggi, sebagai provinsi termiskin di Sumatera.
Kemudian pencapaian pendidikan terendah, tambah lagi persoalan narkoba, jadi saya pikir permasalahan ini, cukup kompleks sekali dan kehadiran hari ini tentunya dalam proses belajar untuk menimba ilmu.
"Saya sebagai orang Aceh dengan bisa berkonsultasi langsung dengan mba Joyce yang selalu hadir disini, belajar terkait hal-hal dan juga isu-isu baru proses pemulihan. Saya pikir sampai detik ini Yakita selalu ada di Aceh," ungkapnya.
Zubaidah lanjut mengatakan, bahwa Yayasan Rumoh Geutanyoe Aceh berasal dari bahasa Aceh yang artinya rumah kita di Aceh sebagai penyambung atau bridgingnya Yakita itu kami. Saya bersama teman-teman Aceh, tidak sendiri untuk membantu para pecandu untuk pemulihan. Menurutnya apa yang dilakukan Yakita selama ini, menjadi salah satu tempat rehab pertama di Aceh jadi dengan program rehabilitasi menurut sepengetahuannya.
Perkenalan Zubaidah dengan Yayasan Yakita dipertengahan setelah peristiwa tsunami tepatnya kurang lebih tahun 2020 atau 2021 dengan proses yang cukup panjang. Zubaidah atau Ida mengaku bahwa untuk mengelola yayasan yang saat ini dirinya kelola mempunyai warna yang sama, hingga dirinya bertanya mengapa Yakita menggunakan warna Ungu, karena warna Ungu mempunyai filosofi yang luar biasa atau amazing dari penjelasannya mba Joyce, sebenarnya yang kita harus jujur, untuk format programnya, materi, modul, sop bahkan semuanya.
Baca juga: Dilanda Kekeringan, Puluhan Warga di Ponorogo Konsumsi Air Keruh
"Kita juga menambahkan serta menyesuaikan dengan kondisi Aceh yang mempunyai karakteristik tersendiri kemudian dari kearifan lokal, budaya dan itu sangat mempengaruhi konsep yang saya buat," katanya.
Terpisah Joyce S.H Dzaelani Gordon adalah seorang wanita hebat yang juga salah satu orang yang mendirikan Yayasan Permata Hati Kita dan saat ini membimbing Zubaidah untuk selalu memberikan materi, ilmu pembelajaran dalam cara penanganan bagi si penyalahguna.
"Jujur, saya senang sekali hari ini atas kedatangan Zubaidah ke Yakita. Masih ada orang yang tidak melupakan sejarah, kalo merujuk secara kelembagaan Rumoh Geutanyoe Aceh itu masih bayinya kita tahu bahkan janin lahirnya dari sini cuma intinya adalah dengan berkembangnya waktu," ungkapnya.
Masih jelasnya, saya hanya melihat Yayasan Rumoh Geutanyoe Aceh seperti melihat orang mengkonsumsi air dalam sebuah botol yang intinya dari mana air itu berasal ya dari sini asalnya, baik anak-anak yang sekarang ini menjadi stafnya untuk menjalankan yaysan tersebut adalah mantan penyalahguna dan juga anak didik dari Yakita sendiri jadi secara langsung mereka tau dari mana mereka mendapatkan ilmu tersebut untuk sebuah yayasan pemulihan untuk bagi para pecandu.
"Saya berpesan untuk seorang Ketua Yayasan harus memahami dan mengetahui program-program dari yayasan yang dikelola dirinya, seperti apa, bukannya hanya mengetuai sajakan," ucapnya.
Rumoh Geutanyoe Aceh sudah seperti bayi yang sudah berjalan, jadi bukan lagi bayi yang belum bisa apa-apa dan harus disuapin dari terus menerus. Joyce mengatakan, waktunya orang-orang lokal yang menjalankannya serta selalu menjaga dan muncullah Ida-ida baru.
"Rumoh Geutanyoe Aceh harus terus meneruskan bibit-bibit baru sumber daya manusia, kedepannya baik dari mantan pecandu ada, maupun bukan mantan pecandu untuk menjalankan keorganisasiannya,ketika masuk kedalam program, ida harus belajar dari sumbernya, siapa? yaitu Yakita," jelas Joyce.
Baca juga: Untuk Atasi Kelangkaan Air, Warga Desa Kalian Usulkan Tandon Air
apakah selama ini kita kasih air, selama ini Yakita meminta bayaran? engga. tetapi ingat jaga airnya, kamu bisa minum air dari sini sumbernya," cetusnya.
kemudian untuk kerjasama kedepannya, saya berharap ketika air yang sudah Yakita sajikan untuk Rumoh Gentanyoe Aceh jangan ganti merk (prgogram yang Yakita berikan dan ajarkan) dan itu yang dibahas.
Dan Yakita berharap Rumoh Gentanyoe Aceh itu selalu sesuai koridor yang harus tahu untuk menjaga peraturan. Peraturan itu ada, karena yang menjamin keharmonisan keluarga jadi sebuah rumah tangga itu sudah ada aturan, fungsi sudah jelas, seperti halnya pemulihan jangan bohong, keuangan harus terbuka. Dalam sebuah yayasan itu harus jelas untuk perunturkannya, sepeti halnya dalam pemulihan.
"kan tidak mungkin staf-stafnya memakai juga, drugs juga dan kembali atau merujuk ke recident yaitu kembali lagi ke program yayasan yang merka jalankan," ulasnya.
Yakita harapkan, jangan loe..loe, gw...gw, mari kita sama-sama untuk selamatkan bagi generesi bangsa terlepas itu membawa pesan dari Tuhan kepada masing-masing setiap individualnya tetap dijalannya seperti isi surat Al Fatihah, "tetap dijalan yang lurus tidak kekanan dan kekiri," imbuhnya.
Yakita center selalu terbuka untuk semua kalangan, untuk mengajarkan sebuah materi yang Yakita ajarkan, yaitu sumber air terlepas mereka yang selama ini mengakui bahwa materi yang mereka punya dan jalankan, milik mereka.tom
Editor : Redaksi