DJPb Jatim: Surplus Regional Jawa Timur Capai Rp71,11 Triliun

realita.co
Kepala Kanwil DJPb Jatim Taukhid saat prescon secara hybrid di kantornya, Selasa (22/8/2023). Foto: Ganefodin

SURABAYA (Realita) - Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur gelar Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur sampai 31 Juli 2023 di Aula Lantai 7 Gedung Keuangan Negara I Surabaya, Selasa (22/8/2023). Kegiatan ini juga diikuti para peserta dari Perwakilan Kementerian Keuangan yang ada di Surabaya.

Tiga hal yang dipaparkan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jawa Timur, Taukhid, pertama Perkembangan Ekonomi Regional Jawa Timur, kedua tentang Perkembangan Realisasi APBN Regional dan APBD Konsolidasian, serta yang ketiga Perkembangan Kredit Program di Jawa Timur.

Baca juga: Investasi di Jatim Sampai Triwulan III-2023 Capai 90%

Perkembangan Ekonomi Regional Jawa Timur disebutkan bahwa PDRB Jatim Triwulan II-2023 tercatat mencapai Rp735,70 triliun (ADHB) atau Rp460,99 triliun (ADHK), tumbuh 2,66% (q-to-q), 5,10% (c-to-c), dan 5,24% (y-on-y). Kontribusi Pertumbuhan dari sisi Produksi didominasi Industri Pengolahan (30,17%), dan dari sisi pengeluaran didominasi Konsumsi-RT (61,23%).

Investasi di Jatim Triwulan II-2023 sebesar Rp31,38 triliun, tumbuh 3,55% (q-to-q) dan 3,51% (y-on-y), terdiri dari PMA sebesar Rp15,35 triliun tumbuh 3,64% (q-to-q) dan 31,38% (y-o-y), dan PMDN sebesar Rp16,03 triliun tumbuh 3,46% (q-to-q), namun terkontraksi sebesar 13,97% (y-o-y).

Tingkat Inflasi Jatim Juli 2023 sebesar 4,11% (y-on-y), 1,60% (y-t-d), dan 0,15% (m-to-m). Pada Juli 2023 (m-to-m), dari 11 kelompok pengeluaran, 1 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, yaitu Perumahan Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga (-0,03%), sedangkan 10 kelompok pengeluaran mengalami inflasi, dan yang tertinggi Kelompok Pengeluaran Pendidikan, 0,65% (m-t-m).

Berdasarkan klasifikasi Komponen Bahan Makanan (BaMa) dan Energi, Komponen Bama mengalami inflasi 0,03% (m-t-m), 2,22% (y-on-y), 3,23% (y-t-d), sementara Komponen Energi mengalami inflasi 0,03% (m-t-m) dan 12,52% (y-on-y), namun mengalami deflasi 1,25% (y-t-d).

Neraca Perdagangan (NP) Jatim Juli 2023 defisit US$1,00 miliar (sektor migas defisit US$0,42 miliar & Non Migas Defisit US$0,58 miliar). Impor Juli-2023 tumbuh sebesar 16,78% (m-to-m), namun masih terkontraksi 18,36% (y-o-y) dan 17,00% (c-to-c). Impor masih didominasi bahan baku/penolong (64,84%). Berdasarkan komoditas, impor didominasi sektor migas (Bahan Bakar Motor) sebesar 8,91%.

Sementara untuk Ekspor pada Juli-2023 tumbuh 2,42% (m-to-m), namun terkontraksi 22,18% (y-o-y) dan 17,28% (c-to-c). Ekspor Nonmigas berkontribusi 

99,06% dari total ekspor Juli 2023. Sektor industri berkontribusi 94,03% dari total ekspor Juli 2023, kemudian Pertanian (4,58%), Migas (0,94%), dan Pertambangan & Lainnya (0,46%).

Disampaikan pula Kunjungan Wisman pada Juni 2023 melalui Bandara Juanda mencapai 18.025 kunjungan, tumbuh 14,56% (m-to-m) dan 281,72% (y-on-y). Tingkat Penghuhian Kamar (TPK) Hotel pada Juni sebesar 40,66%, tumbuh 0,69% (m-to-m) dan 2,42% (y-o-y). Rata-rata Menginap Tamu (RLMT) Hotel meningkat menjadi 1,71 hari dari Mei sebesar 1,62 hari.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kota Surabaya pada Juli 2023 sebesar 129,6 kontraksi 2,02% (m-to-m) dibandingkan Junib2023 sebesar 132,2. Meskipun mengalami kontraksi dibandingkan bulan sebelumnya, IKK Kota Surabaya masih lebih tinggi dibandingkan IKK Nasional sebesar 123,5. 

Indeks Penjualan Riil (IPR) Kota Surabaya Juli 2023 diproyeksikan sebesar 441,0 terkontraksi 0,34% (m-to-m) dari bulan Juni-2023 sebesar 442,5. PMI Manufaktur Indonesia Juli 2023 tercatat 53,3, masih terus meningkat dibandingkan Juni 2023 tercatat 52,5. PMI Manufaktur Indonesia Konsisten di atas angka 50,0 (ekpansif) sejak September 2021, sedangkan PMI Manufaktur Dunia tercatat 48,70 (dalam fase kontraksi).

Perkembangan Realisasi APBN Regional & APBD Konsolidasian. Disebutkan, Kinerja Pendapatan Negara mengalami kontraksi, persentase realisasi mengalami kontraksi sebesar 10,06% (yoy) dan secara nominal terkontraksi 3,21% (yoy), Belanja Negara tumbuh positif, persentase realisasi tumbuh 10,66% (yoy) dan secara nominal tumbuh positif 6,28% (yoy).

Baca juga: Kemenkeu Jatim dan Polda Perkuat Sinergi dan Kolaborasi

Realisasi APBN Regional

Realisasi Pendapatan Negara sampai Juli 2023 mencapai Negara Rp140,52 triliun (54,75%) dari total target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp256,68 trilun yang meliputi Penerimaan Pajak mencapai 61,79% (Rp62,97 triliun) dari target (Rp101,91 triliun), yang secara persentase terkontraksi 4,45% (yoy) didorong oleh hampir seluruh jenis Pajak yaitu PPH, PPN, dan Pajak Lainnya. Sementara hanya PBB yang mengalami pertumbuhan positif.

Kemudian, Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Cukai mencapai 49,02% (Rp73,48 triliun) dari target (Rp149,90 trilun), secara persentase terkontraksi 15,22% (yoy) disebabkan perlambatan Penerimaan BK, BM, dan Cukai.

Sedangkan Realisasi PNBP mencapai 83,50% (Rp4,07 triliun) dari target (Rp4,87 triliun), secara persentase tumbuh positif 15,17% (yoy) ditopang baik oleh Penerimaan PNBP Lainnya dan Penerimaan BLU yang kembali tumbuh positif pada bulan ini.

Realisasi Belanja Negara sampai Juli 2023 mencapai Rp69,41 triliun (56,43%) dari total pagu Belanja Negara sebesar Rp123,0 triliun, meliputi Realisasi Belanja K/L mencapai 52,94% (Rp23,96 triliun) dari alokasi TA 2023 sebesar Rp45,25 triliun secara nominal tumbuh positif 9,56% (yoy).

Pertumbuhan ditopang oleh belanja pegawai, belanja barang, dan Belanja Modal yang tumbuh positif baik nominal maupun presentase, sementara pada belanja Bansos tumbuh positif secara Nominal, namun masih mengalami kontraksi secara persentase hingga saat ini.

Kemudian Realisasi TKD mencapai 58,45% (Rp45,45 triliun) dari alokasi TA 2023 sebesar Rp77,76 triliun, secara keseluruhan secara nominal dan persentase mengalami pertumbuhan impresif masing-masing sebesar 4,63% dan 9,92%.

Baca juga: APBN KiTa Regional Jatim: Penerimaan Pajak Capai 97,45 Persen, Tumbuh 3,22 Persen

Surplus Regional Jatim mencapai Rp71,11 triliun, mengalami kontraksi sebesar 26,44% dibandingkan periode yang sama TAYL, menunjukkan penurunan Penerimaan Negara di Jatim terhadap Penerimaan Negara secara Nasional. Surplus yang tinggi (53,20% dari target) mengindikasikan peningkatan aktivitas perekonomian Jawa Timur.

Realisasi APBD Konsolidasian. Realisasi Pendapatan APBD Konsolidasian se-Jatim sampai 31 Juli 2023 Rp68,19 triliun (5,75% dari Target TA 2023). Realisasi Belanja APBD Konsolidasian se-Jatim sampai 31 Juli 2023 sebesar Rp51,79 triliun (38,72% dari Alokasi TA 2023) didominasi oleh komponen Belanja Pegawai dengan proporsi 45,95%.

Proporsi TKD terhadap Pendapatan Daerah sebesar 66,66% menunjukkan bahwa dukungan dana pusat melalui TKD masih menjadi faktor dominan sumber pendanaan APBD di Pemda se-Jatim. Surplus Anggaran sampai 31 Juli 2023 tercatat sebesar Rp16,40 triliun dengan Pembiayaan Bersih sebesar Rp6,53 triliun menghasilkan SILPA sampai 31 Juli 2023 mencapai Rp22,93 triliun.

Perkembangan Kredit Program di Jawa Timur. 

Sampai 31 Juli 2023 realisasi penyaluran kredit program mencapai Rp20,11 triliun kepada 639.983 debitur yang terdiri dari penyaluran KUR sebesar Rp19,16 triliun kepada 384.415 debitur, UMi sebesar Rp0,95 triliun kepada 255.568 debitur.

Penyaluran KUR sampai 31 Juli 2023 mengalami kontraksi berdasarkan debitur maupun nominal masingmasing sebesar -59,30% (debitur) dan -48,60% (nominal) dari capaian sepanjang 31 Juli 2023, sementara penyaluran UMi mengalami kenaikan baik debitur 48,46% (debitur) dan 61,93% (nominal). gan

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru