PLN Siap Pasok Kawasan Industri Untuk Pengembangan Green Hydrogen dan Green Ammonia

realita.co
Kiri ke kanan: Dadan Kusdiana (Sekjen Kementerian ESDM), Fadi Krikor (Chairman & CEO AGI), dan Edi Srimulyanti (Direktur Retail & Niaga PLN). Foto: PLN

JAKARTA (Realita) - PT PLN (Persero) siap mendukung hilirisasi energi bersih lewat pengembangan _green hydrogen_ dan _green amonia_ di Indonesia. Komitmen ini diwujudkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN yang diwakili oleh Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyanti dan Augustus Global Investment GmbH (AGI) yang diwakili oleh Chairman & CEO AGI, Fadi Krikor terkait dengan pasokan listrik untuk kebutuhan produksi _green hydrogen_ pada Senin, (28/8) di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan saat ini Indonesia mampu memproduksi hidrogen hingga 1,75 juta ton per tahun. Langkah ini merupakan salah satu upaya hilirisasi sektor gas yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menjadi bahan baku pupuk dan juga energi bersih seperti hidrogen.

Baca juga: CEO Climate Talks: PLN Siap Dukung Pemerintah Capai 75% Energi Terbarukan hingga Tahun 2040

"Hilirisasi gas merupakan salah satu peta jalan kami dalam mencapai target _net zero emission_. Kami sudah lebih dulu mengembangkan hidrogen hijau saat ini dan akan terus dikembangkan lebih besar lagi dengan dorongan kolaborasi semua pihak," kata Dadan.

Dadan menambahkan hidrogen hijau akan memainkan peran penting dalam dekarbonisasi sektor transportasi dan sektor industri ke depannya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan dalam agenda transisi energi, PLN mendukung penuh seluruh proyek energi bersih di Indonesia. PLN sebagai satu satunya perusahaan penyedia listrik di Indonesia memastikan siap memenuhi seluruh kebutuhan industri, khususnya industri hidrogen hijau dan amonia hijau yang akan dikembangkan ini. 

"Industri _green hydrogen_ dan _green ammonia_ saat ini menjadi perhatian seluruh dunia. Kami bangga pada kesempatan ini dapat menjadi bagian dari inisiatif strategis dalam mendukung _sustainable development_, melalui pengembangan proyek energi bersih di Indonesia di mana listrik menjadi bagian yang vital di dalamnya," kata Darmawan.

Ia juga memastikan melalui kolaborasi ini PLN siap untuk mendukung dengan memberikan pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan untuk _project_ yang dikembangkan oleh Augustus Global Investment dan Pupuk Indonesia Group. Sinergi BUMN dan Swasta ini menjadi bukti bahwa upaya pengurangan emisi global perlu dukungan dan kerja sama semua pihak.

"Dunia sedang melihat perubahan besar dalam paradigma energi, di mana fokus beralih dari sumber energi konvensional menuju alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Indonesia telah membuktikan langkah aktif tersebut lewat kerja sama ini," tegas Darmawan.

Darmawan merinci, nantinya PLN akan memasok kebutuhan listrik pabrik ini hingga 340 Megavolt Ampere (MVA). PLN juga akan memberikan layanan Sertifikat Energi Terbarukan atau _Renewable Energy Certificate_. Dengan demikian, proses produksi dapat diklaim menggunakan listrik terbarukan dan melahirkan hidrogen yang ramah lingkungan atau _green hydrogen_ dan turunan lain dalam bentuk _green ammonia_. 

"Kami berharap, _project_ ini mampu mendorong laju pertumbuhan perekonomian hingga menciptakan _multiplier effect_ melalui pengembangan energi masa depan yang ramah lingkungan," kata Darmawan.

Baca juga: PLN Cegah Penyebab Gangguan Penyaluran Listrik Jelang Pesta Demokrasi

Chairman & CEO AGI Fadi Krikor menjelaskan _green hydrogen_ merupakan energi masa depan yang harus segera dikembangkan. Indonesia memiliki peta jalan pengembangan hydrogen yang jelas dalam mencapai target NZE. Untuk itu, pengembangan ini menjadi hal yang sangat menguntungkan kedua belah pihak.

“Komitmen pemerintah, akses terhadap energi terbarukan, stabilitas ekonomi dan politik di negara ini menjadi pertimbangan kami ketika kami memutuskan bahwa Indonesia adalah tempat yang tepat untuk berinvestasi,” kata Fadi.

Menurut Fadi pihaknya berencana untuk membangun _Production Plant Green Hydrogen_ berkapasitas produksi 35.000 ton per tahun di Indonesia dan membutuhkan lahan 50 ha. Adapun biaya investasi pembangunan infrastruktur produksi _green hydrogen_ diperkirakan mencapai USD 400-700 juta, tergantung dari bentuk akhir _green hydrogen_ yang akan ditransportasikan.

"Kami akan menjajaki sekitar setengah miliar dolar fasilitas baru untuk produksi hidrogen ramah lingkungan. Dan yang pasti kita membutuhkan selain air dan kita membutuhkan energi hijau dan lokasi yang tepat," kata dia.

Fadi juga menambahkan bahwa dalam proses transisi _green energy_ yang berkelanjutan akan bermanfaat bagi Indonesia, bahkan seluruh dunia. Fadi berharap kerja sama ini juga mampu menjadi pendorong perekonomian Indonesia ke depan.

Baca juga: Sukses Energize Rekonduktoring SUTT 150 KV, PLN Perkuat Sistem Kelistrikan Jelang Pilkada

“Indonesia menjadi salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang memproduksi dalam skala yang besar, tidak hanya akan menyediakan lapangan pekerjaan baru, tetapi juga akses terhadap teknologi baru dan juga infrastruktur di Indonesia. Kami menantikan kerja sama yang baik dengan Pemerintah Indonesia dan dengan mitra kami yang kuat, PLN,” ucap Fadi.

Sebagai mitra pengembang pabrik _green ammonia_ dan _green hydrogen_, Pupuk Indonesia dan anak usahanya, Pupuk Iskandar Muda akan mendapatkan produksi amonia yang lebih bersih. 

 

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menilai bahwa kerja sama pengembangan _green hydrogen_ dan _green ammonia_ menjadi upaya Perusahaan mendukung pencapaian _net zero emission_ pada tahun 2060 yang menjadi program prioritas Pemerintah. 

“Saya sangat menantikan kolaborasi ini dan saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian ESDM yang telah konsisten mendukung inisiatif ini. Kami berharap dapat berkontribusi kepada Indonesia untuk menjadi pemain global untuk _green hydrogen_ dan _green ammonia_, karena _green hydrogen_ dan _green ammonia_ adalah bahan bakar masa depan tanpa emisi karbon,” kata Rahmad.pln

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru