aBANYUMANIK- Guna mendukung kelancaran mobilitas barang dan jasa serta untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah Jawa Tengah, PT Trans Marga Jateng (TMJ) melakukan pemeliharaan rutin 25 jembatan di sepanjang Ruas Jalan Tol Semarang-Solo.
Terdapat 25 Jembatan membentang di Ruas Jalan Tol Semarang-Solo yang harus dilakukan perawatan secara rutin. Kedua puluh lima jembatan tersebut yakni Jembatan Tembalang _Junction_, Banyumanik I, Banyumanik II, Gedawang, Susukan, Penggaron, Kali Tinalun, Lemah Ireng I, Lemah Ireng II, Tuntang, Kauman Kidul, Sanjoyo, Kali Kendeng dan Serang, Kali Cemoro, Kali Butak, Kali Cengger 1, Kali Bendo, Kali Kiringan, Kali Putih 1, Kali Putih 2, Akses Road Kali Putih, Sungai Grenjeng, Sungai Putih, Sungai Plered, dan Sungai Pepe.
Baca juga: Kecelakaan di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Sopir GranMax Kelelahan karena Kerja Lembur
Jembatan yang dibangun dengan tipe struktur gelagar ini mempunyai panjang yang bervariatif, mulai dari panjang 35 meter pada jembatan Kali Kiringan hingga yang terpanjang 879 meter pada jembatan Lemah Ireng I. Sedangkan lebar jembatan tersebut mulai dari 23,6 meter hingga 24,2 meter.
Direktur Utama PT TMJ, Denny Chandra Irawan, menjelaskan metode perawatan pada jembatan yang dilakukan secara rutin agar jembatan lebih awet dan tahan lama. Jembatan di Ruas Jalan Tol Semarang-Solo dirancang untuk mampu menahan beban maksimal seberat 70 ton dengan umur rencana hingga usia 100 tahun.
“Selama ini selalu dilakukan inspeksi jembatan secara rutin yang dilakukan oleh inspektor lapangan secara visual dan menggunakan metode _Unmmaned Aerial Vehicle_ (UAV) atau _Drone._ Jika ditemukan kondisi jembatan dengan performa yang menurun, maka perbaikan segera dilaksanakan untuk mempertahankan _Level of Service_ jembatan," ujar Denny.
Perbaikan pada jembatan dikelompokan menjadi tiga berdasarkan kondisinya, mulai dari perbaikan rutin seperti penambalan retak, perbaikan lubang dan perawatan sambungan jembatan. Kemudian perbaikan berkala, yaitu penggantian _bearing pad,_ penggantian _expansion joint,_ dan yang terakhir adalah perbaikan khusus. Perbaikan khusus dilaksanakan bila ditemukan kerusakan yang dapat mempengaruhi integritas struktur jembatan dan berdampak pada keselamatan pengguna jalan seperti terjadi longsor pada tebing/lereng di sekitar pondasi jembatan, maupun penurunan/pergerakan pada pondasi jembatan.
Baca juga: Insiden di KM 58 Tol Japek, Dua Unit Minibus Tabrak Bus, 12 Tewas
"Ketika ditemukan kerusakan secara struktural seperti pergeseran atau pergerakan jembatan maka akan segera dilakukan rehabilitasi terhadap jembatan tersebut bergantung kepada jenis kerusakan jembatannya. Untuk mempertahankan kondisi jembatan dalam keadaan baik, dilakukan pula pembersihan gulma/tanaman liar dan endapan pada saluran drainase jembatan,” ungkapnya.
Pakar Transportasi Djoko Setijowarno menyampaikan manfaat infrastruktur yang kuat untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan berkendara.
“Perlu dicermati, bahwa kualitas jalan dan jembatan harus tetap dipertahankan. Tidak hanya sebagai pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Badan Usaha Jalan Tol, namun lebih kepada menjaga faktor keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna jalan”, jelasnya.
Baca juga: Dua Mobil vs Bus di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, 12 Orang Tewas
Djoko menambahkan, “Di sisi lain, disiplin dalam berkendara juga harus diperhatikan. Bagi para pengendara truk bermuatan, lebih harus mengindahkan kaidah-kaidah yang berlaku terkait beban demi kepentingan bersama. Selain itu, bisa dimungkinkan untuk pemberian tarif khusus bagi transportasi umum dan truk yang tidak _Over Load_ dan _Over Dimension_ (ODOL)", tutupnya.
Guna menjaga kapasitas beban jembatan dan kekuatan jalan di Ruas Jalan Tol Semarang-Solo, PT TMJ juga berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan terhadap kendaraan ODOL.agus
Editor : Redaksi