Ruang Satu Kota Madiun, Susu Kambing Etawa

realita.co

KITA cukup sukses menjalankan budidaya lebah madu. Masyarakat kita berikan pelatihan budidaya. Koloninya kita berikan cuma-cuma. Sekarang mungkin sudah panen untuk kesekian kalinya. Selain di rumah warga, ada juga di setiap kantor kelurahan dan kecamatan. Yang terbesar ada di Ngrowo Bening Edupark. Di sana lingkungannya memang mendukung. Area luas dengan hutan buah. Setiap tamu yang berkunjung selalu saya ajak ke sana. Mulai dari kepala daerah lain, gubernur, menteri, hingga kemarin tamu negara delagasi dari Kenya.

Itu memberikan kesan tersendiri. Disampaikan saat makan malam perpisahan di Balai Kota. Menurut ketua delegasinya, belum pernah mencicipi madu langsung dari sarangnya seperti saat di Kota Madiun. Mereka terheran. Mereka terkesan. Budidaya lebah madu ini juga terbukti bisa menjadi sumber pemasukan tanpa banyak mengeluarkan upaya. Bagaimana tidak, lebah ini tidak perlu diberi makan. Mereka mencari makanannya sendiri. Kita tinggal menyiapkan lingkungan yang mendukung. Sebagai vegetasi mereka. Tempat mereka mencari makan. 

Baca juga: Ruang Satu Kota Madiun, Window Display Dunia

Budidaya lebah madu tidak sulit karena sudah kita awali dengan program kota sejuta bunga. Kita hiasi kota ini dengan warna-warni bunga. Selain untuk kecantikan, itu juga sebagai vegetasi lebah madu. Artinya, ada keuntungan ganda. Kita dapat cantiknya bunga. Kita juga dapat manfaat madunya. Kota ini memang kota perdagangan dan industri. Kita harus bisa mengoptimalkan potensi itu untuk menggeliatkan perekonomian. Sekali kita pasif, kota kita akan tertinggal. Makanya, ide-ide baru terus kita gali. Kita munculkan potensi ekonomi baru. 

Beberapa waktu kemarin, saya bertemu dengan orang Kota Madiun yang sukses dengan ternak kambing etawa. Namanya, mas Harryadin Mahardika. Kita banyak mengobrol soal ini di Ngrowo Bening Edupark. Saya kira semua orang sudah cukup mengenal beliau. Ya, beliau merupakan rival saya di Pilkada lalu. Tak heran, kemudian banyak anggapan pertemuan ini sebagai pertemuan politik. Maklum, sebentar lagi tahun politik. Padahal, tidak ada pembahasan ke arah sana. Ini murni pertemuan bisnis. 

Sekali lagi, kota ini tidak boleh statis. Kota ini harus dinamis. Harus bisa mengikuti perubahan dan memberikan kontribusi bahkan turut menciptakan perubahan itu sendiri. Kedinamisan tersebut yang akan menjadikan kota kita ini mendunia. Namun, tentu itu tidak mudah. Untuk menghadirkan perubahan-perubahan itu dibutuhkan pemikiran-pemikiran luar biasa. Pemikiran yang lain dari biasanya. Itu butuh pemikiran dari orang-orang cerdas. Orang-orang visioner yang pemikirannya jauh ke depan.

Sering saya katakan, pemikiran dari banyak kepala akan lebih sempurna dibanding pemikiran satu kepala. Karenanya, saya selalu terbuka dengan saran dan masukan demi kebaikan kota kita ini ke depan. Tak terkecuali pemikiran dari yang dulu menjadi rival. Kalau memang baik untuk kota kita, mengapa tidak. Justru karena kami rival maka terjadi perdebatan. Dari perdebatan itu memunculkan pemikiran baru. Sebagai bapaknya warga Kota Madiun, saya juga harus bijak. Biarpun tak sependapat, tatkala itu bagus untuk kemajuan kota kita, ide dan pemikirannya ya harus kita hargai. Jangan malah dimusuhi. Ini bukan untuk saya pribadi. Tetapi untuk kemajuan kota kita ini.

Baca juga: Ruang Satu Kota Madiun, Madiun City Festival

Karena itu, saya seriusi benar. Bahkan, saya datangi tempat peternakannya di daerah Sleman, Yogyakarta, Kamis (28/9) lalu. Saya ingin melihat langsung. Ini sebagai tindak lanjut obrolan kita waktu di Ngrowo Bening itu. Dan memang luar biasa. Ada banyak peternakan seperti itu berbagai daerah. Tetapi untuk di wilayah Mataraman, saya kira belum banyak. Ini potensi besar. Karenanya, saya ingin mengembangkan peternakan kambing perah dan industri pengolahan susu kambing itu di kota kita.

Di sana peternakannya sudah terintegrasi. Sudah ada pengolahannya sekalian. Tidak hanya memproduksi susu murni untuk menyuplai susu segar ke industri. Tetapi juga diolah menjadi susu bubuk etawa. Artinya, selain punya produk sendiri, peternakan juga menghasilkan bahan baku untuk industri. Ini tentu perlu sistem manajemen yang bagus. Karenanya, saya tertarik ke sana melihat langsung. Saya ingin mengembangkannya di Kota Madiun. 

Apalagi, masih banyak lahan kosong di kota kita. Hal itu bisa berpotensi menambah peningkatan perekonomian di Kota Madiun. Tetapi agar hasilnya maksimal kita perlu belajar kepada ahlinya. Mulai dari model kandungnya, jenis pakannya, letaknya di mana, sharing sahamnya bagaimana, dan lain sebagainya. Kemudian juga terkait pemberdayaan masyarakatnya seperti apa. Masyarakat harus dilibatkan. Seperti budidaya lebah madu sebelumnya. Tujuannya memang meningkatkan perekonomian masyarakat. Sering saya katakan, orang lapar jangan dikasih nasi. Nasi habis nanti lapar lagi. Orang lapar kasih tahu cara mencari nasi, maka selamanya akan terjaga dari kelaparan.

Baca juga: Ruang Satu Kota Madiun, Lebaran, di Kota Madiun Saja

Saya ingin masyarakat kita seperti itu. Kita berikan kailnya agar bisa mencari ikan sendiri. Kemajuan kita ini memang bukan dilihat dari perubahan fisiknya saja. Tetapi juga harus diikuti peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah terus berupaya menghadirkan itu. Jangan sampai kota kita bagus, tetapi masyarakatnya tidak sejahtera. Saya ingin kedua. Kota kita mendunia dan masyarakatnya sejahtera.

Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru