Liga Paralayang Jatim Seri 3, Ponorogo Jadi Tuan Rumah

realita.co
Sejumlah atlit paralayang Ponorogo tengah berlatih di bukit Plered Paralayang Biting. Foto: Zainul

PONOROGO (Realita)- Liga Paralayang Jatim tahun 2023 kembali digelar, pada seri 3 ini Kabupaten Ponorogo didapuk menjadi tuan rumah dalam turnamen liga paralayang tingkat regional Jatim tersebut. 

Bertajuk Bupati Ponorogo Open Paralayang, turnamen ini melombakan nomor akurasi dengan peserta diikuti oleh atlit-atlit usia dini, yang terdiri dari kelompok umur 19 tahun hingga 23 tahun. 

Baca juga: Hari Pertama Bupati Ponorogo Open Paralayang 2023, Round 1 Terkendala Angin

" Jadi yang dilombakan hanya nomor akurasi saja. Yakni para atlit muda ini saat landing harus tepat berada di lingkaran dengan diameter 5 meter yang sudah ditentukan," ujar Ketua Paralayang Jatim Arief Eko Wahyudi, Minggu (15/10/2023). 

Arief mengaku, Bupati Ponorogo Open Paralayang ini merupakan lanjutan Liga Paralayang Jatim, dimana dua seri sebelumnya telah dilaksanakan dan sukses dengan antusias tinggi. 

" Tahun ini ada 5 seri, seri pertama di Sumenep, seri kedua di Banyuwangi. Nah seri ketiga ini di Ponorogo. Untuk seri empat nanti di Batu dan seri kelima di Tulungagung," ujarnya. 

Baca juga: Puluhan Atlet Nasional Ramaikan Bupati Ponorogo Open Paralayang 2023

Arief menambahkan, pelaksanaan Bupati Ponorogo Open Paralayang 2023 ini akan dilaksanan di Bukit Plered Paralayang di Desa Biting Kecamatan Badegan, mulai 22 hingga 23 Oktober 2023. 

" Untuk jumlah peserta hampir sama dengan yang seri 1 dan 2. Tapi ada beberapa peserta baru yang mengikuti turnamen ini ditengah liga. Tentu ada penilaiannya sendiri. Untuk penentuan juara nanti ditentukan saat seri 5 yang sekaligus finalnya. Kita akan melihat secara keseluruhan mulai dari seri 1 sampai 5," tambahnya. 

Baca juga: Bocah 5,5 Tahun Meninggal karena Lehernya Terlilit Benang Layang-Layang

Arief mengaku bukit Plered Paralayang di Biting memiliki ciri khas tersendiri. Hal ini akan menjadikan pesaingan antar atlit dalam menperebutkan posisi pertama semakin ketat. 

" ketinggianya lebih dari 100 meter. Tentu ini akan membuat para atlit ini putar otak dalam mengendalikan paralayangnya hingga ke titik leanding yang ditentukan," pungkasnya. znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru