SORONG- Keluarga korban perundungan (bullying) melibatkan pelajar MTs di Kota Sorong meminta para pelaku bullying harus mendapat sanksi tegas.
Tante korban bullying Karen Kanaya Paays Mariana Paays menjelaskan, keluarga awalnya ingin meminta pihak sekolah agar proses ini ditindaklanjuti secara internal.
"Keluarga meminta sekolah keluarkan enam pelaku yang sudah bullying anak saya hingga depresi," ujar Mariana dikutip dari Tribun, Senin (20/11/2023).
Hanya saja, pihak sekolah mengambil tindakan dengan memberi skorsing lima hari tak masuk kelas kepada enam anak pelaku bullying.
Tak hanya itu, keenam anak yang diduga melakukan perundungan kepada Karen Kanaya Paays pun dibina pihak sekolah.
"Kok gampang sekali pihak sekolah buat sanksi skorsing lima hari dan bina anak, sementara anak kami kena bullying hingga depresi lalu meninggal," jelasnya.
Ia menyatakan, pihak sekolah kenapa saat korban bullying masih sehat tidak dirangkul dan mengambil langkah sejak dini.
Mariana menduga, pihak sekolah bermaksud melindungi pelaku bullying.
"Hasil pemeriksaan di RSUD Sele Be Solu Sorong menunjukkan korban tidak ada penyakit dan dia murni depresi," ungkapnya.
Karen Kanaya Paays dikabarkan sempat masuk keluar RSUD Sele Be Solu sejak 17 Agustus 2023 hingga korban alami koma.
Berdasarkan informasi yang didapat oleh keluarga, pelaku merendahkan korban terkait kondisi ekonomi, jelek dan lainnya.
"Korban sempat tulis di dalam handphone seperti bahwa dirinya dibully, direndahkan, hingga diremehkan oleh teman dan korban sebut nama mereka," jelasnya.
"Setiap ada masalah di kelas selalu dilimpahkan ke anak saya."
Diduga, aksi bullying yang dialami Karen Kanaya Paays dilakukan lebih dari sekali, sebab membuat korban depresi.
Atas perilaku itu, keluarga berharap ada keadilan kepada korban bullying dan harus mengeluarkan pelaku dari sekolah.tri
Baca juga: Hizbullah Serang Israel lagi, Dua Orang Tewas
Editor : Redaksi