PONOROGO (Realita)- Penambahan kasus baru positif Covid-19 di Kabupaten Ponorogo yang semakin membabi buta akhir-akhir ini, berdampak pada tingginya permintaan Plasma Konvalesen (PK). Ironisnya Palang Merah Indonesia (PMI) Ponorogo terpaksa menolak permintaan dari rumah sakit, akibat sulitnya mencari ketersediaan stok.
Hal ini diungkapkan Ketua PMI Ponorogo Sumani, ia mengaku sejak tiga hari ini pihaknya tidak lagi menerima permintaan donor PK untuk pasien covid-19. Hal ini dipicu sejumlah PMI rujukan stok plasma konvalesen tak lagi menerima permintaan stok ampul dari Ponorogo.
Baca juga: PMI Sidoarjo Beri Pelatihan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT)
" Sudah tiga hari ini kita tidak bisa melayani. Karena PMI partner kita juga saat ini membutuhkan untuk daerahnya sendiri,"ujarnya, Kamis (08/07).
Lebih jauh, Sumani menambahkan kendati menawarkan dengan sistem barter, yakni mengganti ampul PK yang diambil dengan 25 penyintas Covid-19 sebagai pendonor PK, namun PMI rujukan seperti, PMI Tulungagung, Blitar, Kediri dan Surabaya tidak mau menerima untuk saat ini.
Baca juga: BP2MI Selamatkan 6 PMI Asal NTT-Cianjur dari Sindikat Ilegal di Bogor
" Iya karena saat ini kasus disana juga tinggi, dan stok itu untuk kebutuhan pasien disana. Bahkan kita mencari stok hingga ke Solo, dan sekarang over juga tidak bisa melayani," tambahnya.
Pihaknya pun mendesak Pemkab Ponorogo segera merealisasikan pengadaan mesin pembuat plasma konvalesen senilai Rp 3 miliar itu. Selain diklaim memudahkan dalam mencukupi kebutuhan PK di Ponorogo, juga dapat menekan angka kematian akibat covid-19 Ponorogo.
Baca juga: Kota Batu Tuan Rumah Pertemuan PMI Jejaring Malang, Tekankan Penguatan Komitmen
" Kita berharap segera terealisasikan. Karena kebutuhan yang mendesak. Apalagi permintaan dari rumah sakit juga tinggi. PK saat ini masih diklaim 98% persen berhasil dalam menyembuhkan pasien covid. Tentunya hal itu dapat berimbas pada menurunya angka kematian akibat covid,"desaknya.Lin
Editor : Redaksi