SURABAYA (Realita) - Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur gelar Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur sampai 31 Desember 2023, Selasa (23/1/2024). Prescon ini digelar secara luring di Aula Majapahit GKN Surabaya 1, dan daring.
Seperti biasa, dalam prescon Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur Taukhid memaparkan tentang Perkembangan Ekonomi Regional Jawa Timur, dan Perkembangan Realisasi APBN Regional & APBD Konsolidasian.
Baca juga: Kanwil DJP Jatim I Gelar Drama Manfaat Pajak
Perkembangan Ekonomi Regional Jawa Timur, secara yoy, pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III-2023 disebut melambat dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Perlambatan pertumbuhan ini dipengaruhi sektor manufaktur dengan terjadinya penurunan produksi industri, investasi, dan perdagangan barang internasional.
Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2023 diproyeksikan lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun 2019, 2021, dan 2022.
Investasi di Jatim sampai triwulan III-2023 sebesar Rp100,86 triliun atau mencapai 90,00% dari jumlah investasi tahun 2022. Investasi di triwulan III-2023 sebesar Rp38,90 triliun, tumbuh 25,04% (qtq) dan 48,04% (yoy).
Inflasi Jawa Timur pada Desember 2023 sebesar 2,92% (y-on-y), masih dalam target inflasi yang ditetapkan 3,0%±1.
Ekspor Desember 2023 mencapai US$2,16 miliar, naik 10,60% (y-on-y) dan 2,52% (m-t-m). Peningkatannya ditopang terutama Ekspor Non Migas sebesar 99,22% dari total ekspor.
Impor Desember 2023 sebesar US$2,65 miliar, tumbuh 2,42% (y-on-y), dan turun 1,71% (m-t-m). Didominasi oleh Impor Non Migas sebesar US$1,95 miliar.
Berdasarkan penggunaan barang, impor pada Desember 2023 terdiri dari Bahan baku/Penolong (67,70%), Barang Konsumsi (25,43%), dan Barang Modal (5,88%).
Defisit Neraca Perdagangan Desember 2023 tercatat US$0,49 miliar, terdiri dari Defisit Sektor Migas sebesar US$0,68 miliar, dan Surplus Sektor Non Migas sebesar US$0,19 miliar.
Survei Konsumen Desember 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2023 dalam zona optimis (>100) pada level 123,8.
Tetap kuatnya keyakinan konsumen pada Desember 2023 didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap ekonomi ke depan yang tetap optimis. Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Desember 2023 tercatat masing-masing sebesar 113,6 dan 133,9.
IPR Nasional pada Desember 2023 diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 4,8% persen (mtm) dari November 2023 menjadi 217,9. IPR Nasional Desember 2023 juga diperkirakan meningkat sebesar 0.1% dibandingkan IPR Nasional Desember 2022.
Sedangkan tentang Perkembangan Realisasi APBN Regional & APBD Konsolidasian, secara rinci dibagi 3 item.
Baca juga: Peringatan Hari Pajak Jadikan Momentum Berbenah Diri
Pertama, Realisasi APBN Regional.
Sampai 31 November 2023 Penerimaan Pajak mencapai 102,79% (Rp111,65 triliun) dari target (Rp108,62 triliun), secara nominal 14,88%, namun secara persentase capaian masih terkontraksi 6,05%.
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai 97,35% (Rp137,53 triliun) dari target (Rp141,27 triliun), mengalami kontraksi secara persentase dan nominal masing-masing 3,50% dan 5,69% disebabkan oleh seluruh jenis Kepabeanan dan Cukai.
Realisasi PNBP mencapai 160,93% (Rp8,14 triliun) dari target (Rp5,06 triliun), secara nominal dan persentase tumbuh impresif masing-masing sebesar 14,46% dan 12,48% ditopang oleh seluruh jenis PNBP.
Realisasi Belanja K/L mencapai 97,93% (Rp46,97 triliun) dari alokasi TA 2023 sebesar Rp47,96 triliun, secara persentase tumbuh positif 0,44% (yoy). Ditopang oleh seluruh jenis belanja yang tumbuh tipis dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi di peroleh jenis belanja modal sebesar 1,00%, sementara pertumbuhan terendah belanja pegawai sebesar 0,29%.
Realisasi TKD mencapai 99,32% (Rp81,84 triliun) dari alokasi TA 2023 sebesar Rp82,40 triliun, secara persentase tumbuh positif sebesar 3,18%, ditopang oleh penyaluran Jenis DBH, DAU, DAK, Dandes kecuali Jenis DIF kontraksi dikarenakan Provinsi Jatim tidak tersalurkan 100% seperti tahun sebelumnya.
Surplus Regional Jatim mencapai Rp128,51 triliun, mengalami kontraksi sebesar 2,91% dibandingkan nilai Surplus periode yg sama TAYL. Hal ini dikarenakan Belanja Negara semakin membaik.
Baca juga: Universitas Kristen Petra Surabaya Juara Kompetisi Pajak Kanwil DJP Jatim I
Dua, Realisasi APBD Konsolidasian.
Realisasi Pendapatan APBD Konsolidasian se-Jatim sampai 31 Desember 2023 Rp127,02 triliun (99,32% dari Target TA 2023).
Realisasi Belanja APBD Konsolidasian se-Jatim sampai 31 Desember 2023 sebesar Rp123,60 triliun (93,49% dari Alokasi TA 2023), didominasi oleh komponen Belanja Pegawai dengan proporsi 32,98%.
Proporsi Realisasi TKD terhadap Realisasi Pendapatan Daerah sebesar 64,43% menunjukkan bahwa dukungan dana pusat melalui TKD masih menjadi faktor dominan sumber pendanaan APBD di Pemda se-Jatim.
Surplus Anggaran sampai 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp3,43 triliun, dengan Pembiayaan Bersih sebesar Rp9,15 triliun, menghasilkan SILPA sampai 31 Desember 2023 mencapai Rp12,58 triliun.
Tiga, Perkembangan Kredit Program di Jawa Timur. Disebutkan, Penyaluran Kredit Program sampai Desember 2023 menjangkau 1.173.029 debitur, terkontraksi 36,71% dibandingkan penyaluran sampai Desember 2022 kepada 1.853.519 debitur. Dari sisi nominal sampai Desember 2023 telah tersalur sebesar Rp41,43 triliun, terkontraksi 37,55% (yoy) dibandingkan periode sampai Desember 2022 yang sebesar Rp66,35 triliun. gan
Editor : Redaksi