MADIUN (Realita) - Insiden penyerangan, penganiayaan, hingga perusakan pada Minggu dini hari (19/5/2024), tengah diungkap kepolisian. Polres Madiun Kota menerjunkan tim guna menyelidiki pelaku dan motif peristiwa sebenarnya.
‘’Dari kepolisian masih bekerja. Percayakan kepada kami dan mohon doa semoga kasus ini segera terungkap,’’ kata Kapolres Madiun Kota, AKBP Agus Dwi Suryanto usai rapat koordinasi tertutup di Rumah Dinas Wali Kota Madiun, Minggu (19/5/2024) siang.
Baca juga: Tak Terima Martabaknya Hanya Dibungkus Plastik, Pemuda Ini Hajar Pedagang Martabak
Menurut Agus, insiden terjadi di tiga titik lokasi berbeda. Pun terjadi dalam waktu yang nyaris bersamaan. Atau pukul 01.30 Wib. Yakni, di Jalan Yos Sudarso, Jalan Kalasan, dan Jalan Puspo Warno. Meski begitu, saat ini pihaknya belum dapat memastikan peristiwa di tiga lokasi tersebut dilakukan oleh sekelompok orang yang sama.
‘’Dalam hal ini kami masih bekerja di lapangan. Nanti akan kami simpulkan. Perkembangan tim yang di lapangan akan kami jadikan langkah untuk mengambil tindakan,’’ tegasnya.
Tidak Ada Izin, Polisi Kecolongan?
Berdasarkan informasi masyarakat, sekelompok orang tak dikenal berasal dari kegiatan yang digelar di Sugar Daddy Cafe di Jalan Yos Sudarso Kota Madiun. Agus memastikan kegiatan yang melibatkan mobilitas massa tersebut tak mengantongi izin kepolisian. Namun, pihaknya enggan menyimpulkan bahwa peristiwa mencekam bersumber dari kafe tersebut.
‘’Dari kafe izinnya tidak ada. Kami tidak hanya mengulik salah satu sumber informasi. Keterangan lain akan kami padukan agar mengerucut pada kejadian dan pelaku perorangan atau kelompok,’’ jelasnya.
Baca juga: Teler Usai Tenggak Miras, 3 Buruh Proyek di Bali Aniaya Rekan Sendiri
Agus menyesalkan kegiatan tak berizin hingga berujung peristiwa itu terjadi. Sesuai aturan, setiap kegiatan masyarakat yang mengumpulkan orang banyak wajib mengantongi izin keramaian ke pihak kepolisian.
‘’Termasuk pelaku usaha itu (kafe) juga menginfokan ada perkumpulan orang. Sehingga, segera kami lakukan kegiatan pengawasan, penjagaan dan pencegahan. Kalau perlu penegakan hukum agar tidak berkembang menjadi kegiatan yang negatif dan meluas,’’ tuturnya.
Melihat kondisi korban, Agus tak menampik ada penggunaan senjata tajam (sajam) oleh pelaku. Ditanya motif atau dugaan penyerangan terencana, dia belum bisa memastikan. Yang pasti, polisi secara profesional akan menyelidiki perkara berdasarkan alat bukti yang dikantongi. Toh, kalau ada indikasi mengarah pada tindakan perencanaan, bakal ada sanksi tegas yang mengatur penggunaan sajam.
‘’Belum bisa kami sampaikan (dugaan penyerangan terencana,red) sekarang,’’ ucap Agus.
Baca juga: Tak Terima Ditegur Saat Pesta Miras, Jaka Pralutfianto Divonis 6 Bulan Penjara
Sesuai informasi yang dihimpun Realita.co, salah seorang korban mengaku tengah duduk-duduk bersama temannya di tepi Jalan Puspo Warno. Tak ada angin dan tak ada hujan, dia diserang secara tiba-tiba oleh sekelompok orang tak dikenal. Seorang pelaku mengayunkan sajam ke tubuhnya. Hingga berakibat luka serius di bagian belakang paha kanan, punggung, perut sebelah kanan dan bengkak di kepala bagian kiri.
Salah seorang korban lainnya juga memberikan keterangan. Saat itu, korban berpapasan dengan sekelompok orang yang tak dikenal di simpang tiga Jalan Yos Sudarso-Jalan Kalasan. Tiba-tiba laju motor korban dihentikan dan kunci motor dicabut oleh seorang pelaku. Korban mengaku sempat dipukul hingga helm yang dikenakannya pecah. Beruntung, korban berhasil melarikan diri.
Sementara hasil investigasi di lapangan, diduga kuat puluhan pemuda dengan komunitas tertentu menggelar anniversary ke-4 tahun di Sugar Daddy Cafe dengan mengundang Disc Joki (DJ) berinisial SY. Usai acara, mereka kemudian melakukan aksi perusakan, penyerangan, dan penganiayaan.
Diketahui, ada tujuh orang yang menjadi korban penyerangan tersebut. Tiga di antaranya mengalami luka serius dan sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Kota Madiun. adi
Editor : Redaksi