BATU (Realita)- Padepokan Padange Ati, Yayasan jamaah Dzikir Wengi asuhan Mbah Sutrisno yang berlokasi di Kelurahan Temas, Kecamatan Kota Batu tadi malam mengadakan ruwatan.
Padepokan ini merupakan tempat munajat dan berdoa bagi berbagai lintas agama. Pendirian Padepokan Padange Ati sudah dibekali oleh badan hukum yang syah, baik dari Men-Kumham RI dan didukung oleh pihak kelurahan dan masyarakat setempat.
Baca juga: Anggota Kodim 1022/Tanah Bumbu Hadiri Upacara HUT Bhayangkara ke-78
Bagi masyarakat yang ingin belajar di Padepokan Padange Ati tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis termasuk makan dan minum pun gratis karena ditanggung oleh para jamaah secara gotong royong. Kata Mbah Sutrisno. Jumat (28/6/2024)
Mbah Sutrisno pengasuh Padepokan Padange Ati menjelaskan asal usul Padepokan ini berdiri, karena dirinya merupakan pewaris ilmu yang diturunkan dari Eyang Eyangnya terdahulu asli Ponorogo.
Baca juga: Polres Kotabaru Gelar Upacara Peringatan HUT Bhayangkara ke-78
" Di Padepokan kami juga bisa untuk menterapi orang yang sakit apa pun termasuk menerima pasien orang gila untuk di obati sampai sembuh. Visi dari Padepokan ini adalah untuk menolong orang yang membutuhkan kesembuhan dan ketenangan bathin," ujar Mbah Sutrisno
Mbah Sutrisno menyampaikan, Padepokan Pasangan Ati merupakan kolaborasi budaya Jawa dan Islam, karena orang Jawa sendiri telah lama memiliki agama Tauhid. Dan Alhamdulilah Padepokan ini telah membuka cabang di Pasuruan, Saradan dan akan membuka lagi di tempat yang lainnya.
Baca juga: Sambut HUT Bhayangkara Ke-78, Ini Catatan IPW
" Karena kekompakan dan keguyuban dari para santeri kami sehingga Padepokan bisa sebesar seperti sekarang, bukan karena saya. Kalau saya pribadi hanya sebagai pengasuh untuk memberi Pitutur agar para santri dikemudian hari bisa menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara," pungkasnya. (Ton)
Editor : Redaksi