WASHINGTON - Moe Vela, mantan penasihat senior Joe Biden, meramalkan Wakil Presiden Kamala Harris akan mengalahkan Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) 5 November mendatang.
Menurut Vela, Harris adalah orang yang tepat untuk menggantikan Biden sebagai calon presiden (capres) dari Partai Demokrat. Presiden Joe Biden (81) mengumumkan pada hari Minggu bahwa dia mengundurkan diri dari pemilihan presiden (pilpres) AS menyusul tekanan kuat agar dirinya mundur setelah kinerja buruknya dalam debat melawan capres Partai Republik, Donald Trump, pada Juni lalu.
Baca juga: Jajak Pendapat Terbaru: Kamala Harris Unggul Telak di Atas Trump
“Saya pikir dia orang yang tepat untuk menjadi calon [presiden]. Dan saya pikir dia akan mengalahkan Donald Trump. Dan saya tidak hanya mengatakan itu dari sudut pandang politik," katanya, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (23/7/2024).
"Saya yakin ini akan merevitalisasi dan menghidupkan kembali Partai Demokrat. Saya pikir apa yang Anda lihat adalah penyatuan partai,” lanjut Vela, yang menjabat sebagai penasihat senior Biden ketika dia menjadi wakil presiden.
“Ini seharusnya membuat Donald Trump takut. Dia seharusnya gemetaran dengan sepatu kecilnya, karena yang Anda lihat adalah Partai Demokrat bersatu dengan sangat cepat di sekitar Kamala Harris,” imbuh dia.
Partai Demokrat dengan cepat bersatu mendukung Harris pada hari Senin ketika dia bersaing untuk menjadi capres partai tersebut guna menghadapi Trump pada November mendatang. Vela yakin perempuan Amerika akan hadir dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memilih Harris.
Baca juga: Trump ternyata Dua Kali Sumbang Kamala Harris saat Kampanye Jadi Jaksa Agung
“Ketika perempuan di negara ini memberikan suara dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, kita menang. Dan itu prediksi saya di sana,” katanya.
Wakil presiden perempuan pertama Amerika, berkulit hitam, dan keturunan India-Jamaika ini mempunyai peluang unik untuk menyatukan partainya, setelah keputusan bersejarah Biden untuk mundur sebagai capres membuat persaingan menjadi semakin sulit.
Perkembangan yang menakjubkan ini telah memberikan dorongan energi bagi partai yang mengalami demoralisasi, mengubah pemilu yang berpotensi menjadi pertikaian panjang antara dua pria lanjut usia yang tidak populer, dan dapat menjadikan Amerika memiliki presiden perempuan pertama.
Baca juga: Joe Biden Mundur, Kamala Harris Maju
Biden menghabiskan lebih dari tiga minggu menolak seruan untuk mundur, tetapi kemudian melontarkan kejutan ketika dia pulih dari Covid-19 di rumahnya di tepi pantai di Delaware.
Veteran Partai Demokrat itu mengatakan menjadi presiden merupakan “kehormatan terbesar dalam hidup saya” dan berjanji akan berpidato di depan umum akhir pekan ini, serta menawarkan “dukungan penuh” untuk Harris.sin
Editor : Redaksi