LAMONGAN (Realita) - Sebuah rumah yang terletak di lingkungan Rangge, Gang IV, RT. 003/ RW. 001, Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan/ Kabupaten Lamongan, menjadi sorotan. Pasalnya, rumah yang ditempati Muji Suryono (50) dan keluarganya tersebut, nampak kecil dan tidak layak.
Ironisnya, keluarga tersebut mengaku tidak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah.
Baca juga: Tak Tega! LSM Bedah Rumah Yatim Piatu Sebatang Kara
"Gak pernah dapat bantuan apa-apa, baik berupa uang maupun sembako, " ungkap Muji Suryono kepada realita.co, Jum'at (26/2024).
"Kalau pas tetangga-tetangga ambil bantuan, cuma saya sendiri yang gak ngambil, karena gak dapat jatah, " keluhnya.
Sementara itu Lurah Sukomulyo, Rudi Utomo, saat dikonfirmasi mengaku jika keluarga tersebut merupakan warganya yang hanya mendapat bantuan BPJS.
"Yang bersangkutan sudah masuk DTKS, tapi hanya dapat bantuan BPJS. Ini saya koordinasi sama pendamping PKH dan sembako, saya suruh ngusulkan, " kata Rudi.
Baca juga: Entaskan Kemiskinan, Toriqoh Siddiqiyyah Bangun RSKILHS di Ponorogo
Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Lamongan, Hamzah Fansyuri, berpesan kepada pemerintah agar lebih peka terhadap warga yang tidak mampu, terutama yang belum terakses program bantuan sosial.
"Warga yang tidak mampu harus diutamakan dengan bantuan-bantuan sosial dari pemerintah. Kasihan mereka kalau sampai dibiarkan. Apalagi sudah tinggal lama di wilayah itu, " ujar politisi Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
"Pemerintah harus lebih peka terhadap hal ini. Kalau perlu bentuk pos-pos pengaduan di tiap desa atau kelurahan atau kecamatan untuk memantau warga mana saja yang kurang mampu dan perlu dibantu. Supaya lebih merata dan bisa terakses semuanya, baik PKH, sembako dan bantuan-bantuan sosial lainnya, " tuturnya.
Baca juga: Kata Gubernur NTT, Orang Miskin Bisa Dilihat dari Banyaknya Makan Nasi
Seperti diketahui, Muji Suryono merupakan penduduk yang tinggal di lingkungan Rangge, Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan/ Kabupaten Lamongan yang tinggal bersama seorang istri bernama Sukwiasih (46) dan 2 putrinya bernama Zahra Firdaus (15) dan Zahrani Dwi Sukmawati (8).
Penghasilan sehari-harinya sebagai penarik becak, hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari. Bahkan untuk biaya pendidikan dan lainnya, terkadang harus hutang kepada tetangga atau koperasi harian. Def.
Editor : Redaksi