Bakal Jadi Kota Kreatif Dunia, Ini Manfaat bagi Ponorogo Masuk UCCN

realita.co
Reog Ponorogo saat tampil di benua Eropa beberapa waktu lalu.

PONOROGO (Realita)- Predikat Kabupaten Ponorogo menjadi kota kreatif dunia jejaring Unesco tinggal menghitung bulan saja. Ini setelah Bumi Reog dipastikan menjadi salah satu kota dari 2 kota di Jawa Timur (Jatim) yang akan diusulkan menjadi Unesco Creative Cities Network (UCCN) oleh Pemerintah Indonesia tahun 2025 mendatang.

Tak hanya melakukan pembenahan dan penyempurnaan pada Dossier 2023 yang akan di upgrade ke Dossier 2025, sejumlah upaya juga telah dilakukan Pemkab Ponorogo melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) guna persiapan dalam paparan di depan Unesco tahun depan.

Baca juga: Meriahkan Pra Olimpiade Paris, Reog Ponorogo Bakal Tampil di Perancis dan Jerman

Kepala Disbudparpora Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edhie mengatakan, banyak potensi-potensi yang membuat Ponorogo optimis layak menjadi bagian dari jejaring Unesco. Antara lain, pelaku ekonomi kreatif, seperti UMKM, kuliner dan fashion batik di Ponorogo hampir seluruhnya berbasis Reog Ponorogo. Tak hanya itu, Reog sebagai kesenian rakyat dari Ponorogo yang mendunia terbukti mampu dimainkan oleh kalangan minoritas seperti kaum wanita dan difabel. Pun termasuk keberadaan Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) di Kecamatan Sampung.

" Jadi di Ponorogo semua sektor ekonomi kreatif dan pelaku UMKM nya bergantung dari Reog untuk mengungkit ekonomi. Ini sudah kita tunjukkan saat visitasi panselnas kemarin. Hal ini yang membuat Ponorogo akhirnya lolos 2 besar pengusulan ke Unesco. Untuk selanjutnya potensi ini modal kita agar layak ditetapkan sebagai kota Craft and Folkart oleh Unesco," ujarnya, Kamis (17/10/2024).

Judha mengaku, ketika nantinya layak dinyatakan sebagai kota seni pertunjukan rakyat dunia jejaring Unesco, maka segudang manfaat akan dirasakan pelaku ekonomi kreatif di Ponorogo. Selain dapat menjangkau pasar internasional, Ponorogo juga dapat sharing budaya dan produk dengan kota kreatif dunia lainnya, seperti Kota Jeju di Korea yang juga oleh Unesco dinobatkan sebagai kota kreatif kategori Craft and Folkart.

Baca juga: Bersiap Sidang ICH UNESCO, Tim Pengusulan Reog Ponorogo Sempurnakan Dossier

" Jadi banyak sekali manfaat yang Ponorogo dapatkan. Kita bisa share potensi UMKM dan produk pelaku ekonomi kreatif ke jejaring Unesco. Begitu pun sebaliknya. Ini market place besar UMKM kita. Endingnya kita bisa menjual produk kita, kita bisar mengadopsi dan berinovasi dari kota kreatif dunia ini agar Ponorogo ini berkembang pesat sebagai kota kreatif," akunya.

Judha membeberkan, dalam waktu dekat juga Pemkab Ponorogo akan melakukan MOU dengan Kementerian Pelancongan, Seni dan Budaya Malaysia guna menjalin kerjasama dalam pengembangan budaya khususnya Reog Ponorogo. Tak hanya itu Group Reog Ponorogo yang ada di Malaysia juga akan mendatangkan pelatih Reog dari Ponorogo agar dapat tampil dalam Festival Nasional Reog Ponorogo.

Baca juga: 800 Seniman Reog dan Volunteer Grebeg Suro Ponorogo Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan

" Pemerintah Kabupaten Ponorogo juga memberikan apresiasi berupa bantuan seperangkat dadak merak lengkap guna siar kesenian Reog di Malaysia. Kami merasa haru karena mereka nenek moyangnya juga berasal dari Ponorogo dan setiap tahun menggelar Festival Reog Barong Antarabangsa," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, usai resmi menjadi dua besar usulan UCCN tahun 2025 dari Kemenparekraf, Kabupaten Ponorogo yang mengusung craft and folkart dan Kota Malang yang mengusung kota media, bersiap dipanggil Unesco untuk selanjutnya menjalani sidang penetapan sebagai kota kreatif dunia jejaring Unesco.znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru