MALAKA- Viral di media sosial dengan beredarnya sebuah video berdurasi 32 detik yang mempertontonkan aksi kekerasan terhadap seorang pegawai wanita yang diduga dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Baca juga: Nagih Utang, Alyazia Afsari Malah Dihajar
Insiden tersebut terjadi di Boking daerah perbatasan antara Kabupaten Malaka dan Kabupaten TTS.
Tindakan ini menuai kecaman luas dari masyarakat yang menuntut perlindungan dan keadilan bagi korban, apalagi korban merupakan seorang perempuan yang pastinya memiliki hak dan perlindungan ekstra.
Dalam video yang tersebar, seorang pria bernama Wempy Tafuli terlihat melakukan kekerasan verbal dan fisik terhadap pegawai PNM tersebut, yang saat itu sedang bertugas.
Terlihat, pegawai wanita itu memarkirkan motornya di halaman rumah nasabah ketika tiba-tiba terjadi cekcok.
Pria tersebut menuduh pegawai PNM tersebut telah melempari rumahnya pada malam hari.
“Malam itu Ibu dong yang lempar-lempar ini rumah toh,” ucapnya dengan nada marah.
Situasi memanas ketika pria itu, dalam keadaan emosional, melontarkan kata-kata kasar serta hinaan.
Baca juga: Polisi Periksa Iko Uwais Selasa Pagi
“Kau pulang-pulang ah, bangsat sekali kurang ajar, pegawai bodoh,” ujarnya, sambil memukul kepala pegawai yang masih mengenakan helm.
Meski pegawai wanita itu mencoba meredam situasi dengan berkata,
“Kamu punya badan saja saya tidak pukul,” pria tersebut tetap bersikeras menuduh bahwa rumahnya telah dilempari oleh pegawai atau rekan-rekannya.
Kekerasan fisik semakin memburuk saat pria itu menendang korban hingga terjatuh.
Baca juga: Ditagih Rp 150 Juta, Iko Uwais Diduga Keroyok Rudi, Tetangganya Sendiri
Pria tersebut terus mengeluarkan ancaman dan kata-kata kasar.
“Kamu mati saya bertanggung jawab. Kamu lempar orang punya rumah, barang dong terlempar semua di belakang tu, sopan sedikit,” ucapnya dengan nada intimidatif.
Video kekerasan ini langsung mendapatkan reaksi keras dari masyarakat.
Banyak pihak menuntut adanya keadilan dan perlindungan khusus bagi pegawai lapangan seperti pegawai PNM, yang sering kali menghadapi risiko serupa dalam menjalankan tugas.mk
Editor : Redaksi