Mahasiswa Cilegon Gelar Diskusi Seni dan Budaya, Tekankan Peran Pemuda dalam Pelestarian

realita.co
Acara diskusi yang mengangkat tema seni dan budaya di sebuah kafe yang terletak di kawasan KJ, Cilegon, Sabtu (16/11/2024).

CILEGON (Realita) - Sejumlah mahasiswa di Kota Cilegon menggelar acara diskusi yang mengangkat tema seni dan budaya 'Muda Berani Berekspresi' di sebuah kafe yang terletak di kawasan KJ, Cilegon, Sabtu (16/11/2024).

Acara tersebut dihadiri oleh dua narasumber penting, yaitu Fajar Hadi Prabowo dan Rufaji, Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilegon. Meskipun dihadiri oleh calon wakil walikota, diskusi ini lebih menitikberatkan pada pentingnya kreativitas dan peran pemuda dalam pelestarian seni serta budaya lokal.

Baca juga: Pemkot Surabaya Umumkan 863 Mahasiswa Lolos Seleksi Beasiswa Pemuda Tangguh

Rufaji, yang juga berperan sebagai narasumber, dalam pemaparannya menegaskan bahwa acara ini sebenarnya bertujuan untuk memberikan ruang bagi generasi muda untuk berkreasi dan mengembangkan ide-ide mereka.

"Acara malam ini bukan tentang pemaparan visi dan misi politik, melainkan tentang bagaimana anak-anak muda bisa berkreasi dan menyalurkan ide-ide mereka di bidang seni dan budaya. Tentunya, sarana dan prasarana yang memadai sangat dibutuhkan untuk mendukung hal ini," ujar Rufaji.

Dia juga menekankan pentingnya melestarikan seni dan budaya, yang menurutnya, jangan sampai hanya dijadikan alat untuk mencari keuntungan semata.

"Seni dan budaya harus dilestarikan oleh generasi muda, bukan dijadikan objek komersial. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga warisan budaya kita?" tambahnya dengan tegas.

Baca juga: Beri Motivasi Mahasiswa Baru di ITS, Wali Kota Eri: Tidak Boleh Ada Rasa Menyerah

Sambungnya, Rufaji menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya menyiapkan fasilitas yang mendukung kreativitas pemuda, khususnya dalam bidang seni.

"Saya melihat perlunya sarana yang lebih baik untuk mendukung anak-anak muda dalam menyalurkan bakatnya, baik itu dalam fotografi, seni tari, atau seni bela diri seperti pencak silat. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk menciptakan Cilegon yang lebih kreatif dan berbudaya," ungkap Rufaji.

Rufaji juga menyentil beberapa kekurangan dalam pengelolaan seni dan budaya di Cilegon, salah satunya terkait dengan rendahnya perhatian terhadap organisasi seni di daerah ini. "Sebagai Ketua IPSI, saya merasa prihatin dengan kondisi seni dan budaya kita yang terpecah-pecah. Jika kita tidak bersatu, maka kemerosotan akan terus terjadi. Perlu ada wadah yang bisa menaungi semua elemen seni budaya, dan saya harap ke depan, pemerintah bisa memberikan dukungan yang lebih besar," ujarnya.

Baca juga: Mahasiswa Umsida KKN ke Desa Penanggungan

Acara tersebut diakhiri dengan harapan bahwa seni dan budaya akan terus dilestarikan oleh generasi mendatang. Rufaji mengingatkan bahwa seni dan budaya adalah warisan yang harus dijaga, karena ini adalah bagian dari identitas bangsa yang akan diteruskan oleh anak cucu kita.

Seminar ini memberikan kesadaran baru bagi masyarakat bahwa seni dan budaya bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari kehidupan yang harus dirawat dan dikembangkan demi generasi yang akan datang.fauzi

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru