PONOROGO (Realita)- Penantian panjang warga dan seniman Ponorogo yang memperjuangkan Reog Ponorogo terbayar sudah. Ini setelah Unesco resmi menetapkan kesenian pertunjukan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda dunia asal Ponorogo dari Indonesia, atau Intangible Haritage Culture ( ICH) dengan kategori urgent safeguarding list ( pengamanan yang mendesak).
Pencatatan Reog Ponorogo sebagai ICH sendiri dilakukan Unesco secara aklamasi dalam sidang inskripsi bersama ratusan perwakilan negara-negara di Asuncion, Paraguay Amerika Selatan pukul 17.00, Selasa (03/11/2024) waktu Paraguay atau pukul 03.00, Rabu ( 04/11/2024 ) dini hari waktu Indonesia.
Baca juga: Antarkan Reog Ponorogo Diakui Dunia, Ribuan Seniman Dukung Rilis 2 Periode
Tak hanya Reog Ponorogo saja, Unesco juga menginskripsi Kolintang dan Kebaya yang diajukan Kementrian Kebudayaan Republik Indonesia, juga resmi menjadi warisan budaya tak benda dunia dari Indonesia.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengaku gembira dengan diakuinya Reog Ponorogo menjadi ICH Unesco. Hal ini tak hanya menjadi kado manis bagi dirinya, namun juga seluruh seniman Reog Ponorogo baik yang ada di Ponorogo maupun di seluruh nusantara dan luar negeri. Pasalnya, untuk mendapatkan pengakuan Unesco dan mengamankan Reog dari klaim negara tetangga, para seniman Reog setidaknya harus berjuang selama 3 tahun lamanya.
" Ini merupakan capaian luar biasa. Dan sejarah bagi kita semua. Akhirnya yang kita perjuangkan bersama khusus para seniman Reog Ponorogo terwujud sudah. Kesenian kebanggaan kita ini kini resmi menjadi ICH Unesco dan diakui merupakan kebudayaan asli dari Ponorogo Indonesia. Jadi tidak bisa lagi diklaim milik sana sini," ujarnya haru.
Baca juga: Meriahkan Pra Olimpiade Paris, Reog Ponorogo Bakal Tampil di Perancis dan Jerman
Sugiri berharap dengan pencapaian luar biasa ini membuat Ponorogo semakin Hebat di mata dunia. Membawa dampak positif baik bagi seniman atau pun masyarakat khususnya UMKM.
" Tentunya harapan kami Ponorogo semakin mendunia dengan Reog Ponorogo yang kini diakui Unesco. Meningkatkan perekonomian masyarakat dan membuat kabupaten ini semakin maju," harapnya.
Baca juga: Bersiap Sidang ICH UNESCO, Tim Pengusulan Reog Ponorogo Sempurnakan Dossier
Sugiri juga mengungkapkan perjuangan Ponorogo tidak berhenti di Reog yang kini menjadi ICH, namun saat ini Ponorogo juga tengah berjuang menjadi Unesco Creative Cities Network ( UCCN) atau kota kreatif dunia jejaring Unesco.
" Semoga terwujud juga di tahun 2025. Agar kita bisa masuk menjadi bagian kota kota kreatif dunia di bawah naungan Unesco, untuk mewujudkan kemandirian ekonomi Ponorogo yang berpondasi pada sektor ekonomi kreatif dan pariwisata," ungkapnya. znl
Editor : Redaksi