DPRD Manggarai Barat Rapat Dengar Pendapat dengan Pemilik Lahan Kawasan Bowo Sie

realita.co
pemilik lahan kawasan Bowo Sie saat RDP di kantor DPRD Manggarai Barat.

MANGGARAI BARAT NTT (Realita)-  Dewan  perwakilan  rakyat  daerah  (DPRD)  kabupaten  Manggarai  barat  provinsi  Nusa  tenggara  timur  menggelar  rapat  dengar  pendapat  (RDP)  dengan  masyarakat  pemilik  lahan  kawasan  Bowo  sie  yang  merupakan  warga  masyarakat  desa  Gorontalo  kecamatan  komodo, Kamis (26/08/2021).

RDP  tersebut  digelar  terkait  desakan  masyarakat  desa  Gorontalo  tersebut   yang  meminta  pemerintah  kabupaten  Manggarai  barat  untuk   segera  menerbitkan  atau  mengeluarkan  sertifikat  atas  tanah  milik  mereka  di  Bowo  sie.

Baca juga: Desa Waka dan Pong Kolong Manggarai Barat Ajukan Permohonan ke PLN

Permintaan  penerbitan  sertifikat  itu  menyusul  aksi  Badan  Pelaksana  Otorita  Pariwisata  Labuan  Bajo  Flores  yang  mengukur  dan  memasang  pilar  di  kawasan  tersebut. Menurut  mereka  pengukuran  dan  pemasangan  pilar  yang  dilakukan  BPOP LBF  tersebut tanpa  koordinasi  atau  sosialisasi  terlebih  dahulu  dengan  masyarakat  pemilik  lahan.

Rapat  dengar  pendapat  tersebut  dipimpin  ketua  DPRD  kabupaten  Manggarai  barat  Martinus  Mitar  didampingi  wakil  ketua  I  Darius  Angkur,  wakil  ketua  II  Marselinus  Jeramun  serta  sejumlah  anggota  DPRD  Manggarai  barat  lainnya.

Dalam  RDP  tersebut  pemilik  lahan  di  Bowo  sie  meminta  agar  DPRD  mendesak  pemerintah  daerah  kabupaten  Manggarai  barat    segera  menerbitkan  sertifikat  atas  tanah  mereka.

Permintaan  itu  menurut   mereka  sangat  beralasan,  sebab  mereka  telah  memiliki  lahan  tersebut  sejak  tahun  1999  bahkan  sampai  dikeluarkan  SK  dari  empat  kementerian  hingga   proses  penerbitan  Inventarisasi  Penguasaan,  Pemiikan,  Penggunaan,  dan  Pemanfaatan  Tanah (IP4T)  non  kadastral  dan  surat  pernyataan  penguasaan  atas  fisik  bidang  tanah  yang  ditanda  tangani  masing  masing  pemohon  atau  pemilik  lahan.

Baca juga: Pemerintah Desa Waka Manggarai Barat, Salurkan BLT DD utuk Dua Bulan

Seorang  juru  bicara  masyarakat  pemilik  lahan,  Stefanus  Harson  mengatakan  bahwa  mereka  melaporkan  persoalan  tersebut  ke  DPRD  karena  DPRD  merupakan  lembaga   yang  bisa  menyampaikan  aspirasi  masyarakat  kepada  pemerintah.

Karena  itu  Stefanus   meminta  DPRD  kabupaten  Manggarai  barat  untuk  segera  mendesak  pemerintah  setempat  untuk  menerbitkan  sertifikat  tanah  mereka  tersebut.

Stefanus  menegaskan  bahwa  pihaknya  tidak  menolak  BPOP  LBF,  hanya  saja  mereka  menginginkan  agar  pemerintah  menyediakan  tanah  yang  bukan  milik  masyarakat.

Baca juga: Manggarai, Satu dari 129 Daerah di Indonesia yang Masuk Kategori Zona Merah

Sementara  itu  kepala  desa  Gorontalo  Vinsensius  Obin  mengatakan  bahwa  pemerintah  harusnya  melakukan  sosialisasi  dengan  masyarakat  dengan  melibatkan  BPOP  LBF  agar  tidak  terjadi  kesalahpahaman  antara  masyarakat  dengan  pemerintah  dan  BPOP LBF.

Vinsensius  juga  meminta  pemerintah  kabupaten  Manggarai  untuk  melakukan  proses  penetapan  tapal  batas  supaya  memperjelas  batas  antara  HPL  pemerintah  dengan  tanah  milik  masyarakat.

Menanggapi  permintaan  warga  masyarakat  Gorontalo  tersebut,  DPRD  kabupaten  Manggarai  barat  berjanji  akan  menindaklanjutinya  dengan  memanggil  kepala  BPN  Manggarai  barat  dan  juga  mantan  kadis  kehutanan  Manggarai  barat  Martinus  Baan.paulus

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru