PONOROGO (Realita)- Usai sukses membangun pendestrian trotoar di Jalan HOS Cokroaminoto. Kini Pemkab Ponorogo mulai melirik Jalan Jendral Sudirman yang akan dikonsep kembali seperti Malioboro.
Dari data di Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPU-PKP) Ponorogo, dana Rp 3,2 miliar akan diglontorkan untuk mewujudkan pendestrian trotoar hingga akhir Desember mendatang. Dengan rincian Rp 1,4 miliar dari APBD induk untuk section (bagian.red) satu pertigaan Ngepos Jalan Jendral Sudirman hingga Jalan Bayangkara, dan Rp 1,8 pada P-APBD untuk Section dua Jalan Bayangkara hingga Alun-Alun Timur.
Baca juga: Sebabkan Jalan Runtuh Membentuk Lubang Raksasa, Pejabat dan Pengusaha Didenda Rp 750 M
Kepala DPU-PKP Ponorogo Jamus Kunto mengatakan, pendestrian trotoar tahun 2021 ini akan dilakukan pada trotoar sisi utara. Dimana dari lebar 2 meter trotoar saat ini, akan ditambah lagi 3 meter, sehingga menjadi 5 meter. Sementara pendestrian trotoar sisi selatan akan dibangun pada 2022 dengan luas trotoar mencapai 2,5 hingga 3 meter. " Jadi 5 meter nantinya. Disisi selatan ini nanti rencananya diprogram 2022 ditambah 1 meter jadi 2,5 - 3 meter. Untuk lebar jalan setelah pendestrian 13 meter," ujarnya, Selasa (05/10).
Jamus mengaku, saat ini lelang section satu telah dimulai pengumuman lelangnya, sementara section dua saat ini baru menyusun dokumen untuk lelang tender di Unit Lelang Pengadaan (ULP) Pemkab Ponorogo.
" Sehingga minggu ketiga atau akhir Oktober kita sudah bisa mulai untuk fisiknya," akunya.
Baca juga: Toko Bangunan RoemahKita Hadir di Sidoarjo
Ia menambahkan, selain melakukan pendestrian trotoar. Arus lalu lintas di Jalan Jendral Sudirman akan dirubah menjadi satu arah, ke arah barat. Proses sosialisasi pendestrian dan perubahan arus lalu lintas ini pun telah dilakukan. Dimana mayoritas mendukung rencana Pemkab berkaca dari suksesi Hos Cokroaminoto.
" Hari Minggu kemarin kita lakukan sosialisasi ke warga terdampak, dan mayoritas mendukung. Karena melihat efek yang terjadi di Hos Cokro. Seminggu ini sosialisasi perubahan arus, dan uji coba mulai tanggal 11, termasuk pembongkaran median jalan yang permanen," terangnya.
Baca juga: Kenjeran Ditata Ulang, Pemkot Surabaya Siapkan Pertunjukan Laser Show dan Video
Jamus mengaku, selain mengkonsep trotoar layaknya trotoar Hos Cokroaminoto, pohon yang digunakan bukan Pule lagi. Namun pohon Kamboja yang telah berbentuk pohon bonsai. Tak hanya itu, pendestrian ini juga untuk meremajakan trotoar jalan Jendral Sudirman yang sejak tahun 2.000 lalu belum pernah direhab. Tak hanya itu, pepohon di kawasan ini mulai berdampak negatif terhadap permukiman warga.
" Keberadaan trotoar sejak 2.000 belum pernah dibenahi dan pohonnya juga mulai mengganggu permukiman dan berbahaya. Disini nanti full pendestrian. Jadi berjalan dari ujung timur dan ujung barat Alun-Alun tidak ada naik turun, rata. Hanya mobil yang kita naikkan," pungkasnya.lin
Editor : Redaksi