JAKARTA (Realita) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam membangun infrastruktur tidak hanya bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi namun juga terus berupaya memperhatikan kelestarian lingkungan dan berkelanjutan. Pengembangan infrastruktur ramah lingkungan dan berkelanjutan salah satunya dilakukan melalui upaya pengurangan emisi karbon dan berketahanan terhadap perubahan iklim.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menghadapi isu lingkungan, Kementerian PUPR terus ikut berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon melalui berbagai pembangunan infrastruktur, misalnya, pembangunan gedung hijau, pasar tradisional serta rumah susun (rusun) hemat energi, kebun raya dan ruang terbuka hijau, serta pembangunan TPA sampah dengan teknologi sanitary landfill dan incinerator.
Baca juga: Kepala Otorita IKN dan Wakilnya Mundur, Diduga karena Status Lahan dan Investasi yang Tak Jelas
“Saya mengajak rekan-rekan di PUPR untuk mengevaluasi desain kriteria/parameter untuk seluruh bangunan ke-PU-an untuk disesuaikan dengan ancaman perubahan iklim yang terjadi. Kami juga menyiapkan kota ramah air agar tangguh terhadap ancaman banjir, baik dengan memperbesar kapasitas sungai, pengerukan, pelebaran maupun pembuatan tanggul. Contoh, Sudetan Cisangkuy dan Terowongan Nanjung di hulu Sungai Citarum,” kata Menteri Basuki saat acara Puncak Hari Habitat Dunia (HHD) dan Hari Kota Dunia 2021 di Auditorium Kementerian PUPR, Rabu (27/10/2021).
Menteri Basuki berpesan agar peringatan tahunan hari-hari nasional dan dunia, khususnya yang terkait bidang PUPR jangan hanya menjadi seremonial saja, namun harus dipakai menjadi environmentally-based infrastructure development atau sebagai perangkat penyelenggaraan infrastruktur ramah lingkungan.
“Dengan HHD ini saya minta semua Insan PUPR untuk konsisten menerapkan prinsip-prinsip dasar dari tema HHD, sehingga nantinya Indonesia siap untuk melakukan mitigasi dan adaptasi dengan perubahan iklim. Saya ingin Kementerian PUPR menjadi Kementerian yang fathanah bukan hanya sidiq, amanah, tabligh. Fathanah artinya leading by example, atau menjadi contoh baik bagi publik untuk mitigasi dan adaptasi dengan perubahan iklim,” pesan Menteri Basuki.
Salah satu faktor utama penyebab perubahan iklim adalah tingginya pertumbuhan penduduk di kawasan perkotaan. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 285 juta jiwa dimana 60% nya tinggal di kota-kota pesisir seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bali, Makasar, Batam, dan Medan.
Baca juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan PJ Bupati Banyuasin, Tinjau Tol Trans Sumatera
Untuk itu dibutuhkan komitmen dalam pengurangan emisi karbon dari sektor bangunan, transportasi, energi, dan persampahan. Salah satu caranya yaitu dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular pada sektor pengelolaan persampahan perkotaan dengan meminimalisasi produksi limbah. Caranya dengan memulihkan dan menggunakan kembali sebanyak mungkin produk dan bahan yang telah dipakai (bekas) secara sistemik dan berulang-ulang.
Dalam upaya mengurangi emisi karbon dari sektor persampahan, Kementerian PUPR melanjutkan program Sanimas di 212 lokasi dan TPS3R di 98 lokasi untuk mengurangi pencemaran limbah domestik. Kemudian juga modernisasi TPA melalui sistem pengelolaan gas landfill menggunakan teknologi flaring seperti pemanfaatan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) di Cilacap, serta pemanfaatan sampah plastik dalam pembangunan jalan yang sudah mencapai 22,7 km pada tahun 2019-2020.
Terkait pembangunan infrastruktur ramah lingkungan, Kementerian PUPR telah menerbitkan Permen PUPR No. 9 tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan dan Peraturan Menteri PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau (BGH).
Baca juga: Isu Menguat, Sri Mulyani dan Basuki Dikabarkan Mundur dari Kabinet Jokowi
Pada kesempatan tersebut, Menteri Basuki juga mendorong kepada Generasi Muda PUPR untuk terus berinovasi dalam mengemban tugas penyelenggaraan pembangunan infastruktur yang berkualitas, efektif, dan ramah lingkungan. Dengan demikian, manfaat infrastruktur dapat memiliki nilai tambah, berkelanjutan sehingga dapat dirasakan generasi mendatang. “Inovasi berasal dari ide yang menjadi kreativitas. Jadi inovasi harus ada kreativitas. Untuk itu generasi muda harus berkreasi untuk menghasilkan inovasi,” ujar Menteri Basuki.
Peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2021 mengambil tema ‘Percepatan Aksi Perkotaan untuk Dunia Bebas Karbon dan Adaptasi Kota yang Berketahanan Iklim’ dimeriahkan dengan serangkaian kegiatan seperti lomba foto lomba video, penyusunan karya tulis, dan webinar. Pada acara puncak dilaksanakan talk show dengan menghadirkan narasumber pelaku pemanfaatan infrastruktur berbasis ramah lingkungan dari Kementerian PUPR dan Putri Indonesia Bidang Lingkungan 2020 Putu Ayu Saraswati, dengan moderator Andi F Noya. Turut hadir dalam acara Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama Kementerian PUPR.agus
Editor : Redaksi