Mahasiswa Sebut Fauzi-Eva Gagal Memimpin Sumenep

realita.co
Mahasiswa berorasi dan membakar ban bekas di depan kantor Pemkab Sumenep.

SUMENEP (Realita) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep menggelar demonstrasi di depan kantor pemerintah kabupaten setempat, Senin (1/11/2021).

Dalam aksinya, mahasiswa menilai Bupati Sumenep Achmad Fauzi dan Wakil Bupati Hj. Dewi Khalifah gagal memimpin Sumenep. Sebab, kata mahasiswa ada sejumlah persoalan yang masaih belum tertangani hingga saat ini.

Baca juga: Gelar Live Musik di Pasar Bangkal, Upaya Pemkab Sumenep Dongkrak Perekonomian PKL

Pertama, soal alih fungsi lahan. Menurut Ketua Komisariat PMII Unija, Safid Ahmadi, persoalan alih fungsi lahan disejumlah daerah di Sumenep harus disikapi tegas oleh Bupati. Sebab, alih fungsi lahan ini akan menyebabkan kerusakan lingkungan.

Dia mencontohkan seperti alih fungsi lahan di daerah pantai Utara (Pantura). Di sana, banyak lahan dialihfungsikan menjadi tambak udang, yang itu bisa merugikan terhadap masyarakat karena kerusakan lingkungan dan limbah yang bisa mencemari laut.

"Oleh karenanya, kami minta pemerintah daerah menolak investor nakal yang mulai mengeksploitasi kekayaan alam Sumenep," ujar Safid.

Kedua, Safid menyinggung soal alih fungsi lahan di daerah perkotaan dari persawahan ke pembangunan infrastruktur, seperti perumahan dan perhotelah. Hal itu, jelas dia akan berdampak terhadap lingkungan yang bisa menyebabkan terjadinya banjir.

Baca juga: Usung Tema Keris, Madura Ethnic Carnival Siap Digelar

"Peraturan RTRW yang tidak transparan juga perlu dipertanyakan termasuk mengatur ekosistem alam lingkungan," ungkapnya.

Ketiga, persoalan hukum yang dinilai tebang pilih. Menurutnya, banyak penangan kasus korupsi yang merugikan negara terkesan dibiarkan. Seperti contoh kasus korupsi Gedung Dinas Kesehatan dan KB yang hingga saat ini belum jelas penanganannya.

"Kami mendesak kepada aparat penegak hukum untuk segera menahan tiga tersangka korupsi pembangunan gedung Dinkes. Hentikan sikap represif aparat terhadap aksi demonstrasi," tegasnya. 

Baca juga: Lestarikan Tradisi, Pemkab Sumenep Gelar Festival Ketupat

Terakhir, tambah Safid soal angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep yang dinilai masih cukup tinggi. Menurut dia, berdasarkan data yang dia miliki jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sumenep sebanyak 8,25 ribu jiwa, sementara garis kemiskinan sebesar Rp. 382.491 per kapita perbulan, bertambah Rp. 25.018.

"Kami minta Pemkab Sumenep segera menuntaskan kemiskinan dan pengangguran," ucapnya menegaskan.

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru