JAKARTA (Realita) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara bertahap terus menyelesaikan pembangunan Hunian Tetap (Huntap) untuk mempercepat penanganan permukiman terdampak bencana Badai Siklon Tropis Seroja dan banjir bandang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), pada April 2021 lalu. Program relokasi permukiman dilaksanakan sebanyak 2.214 unit rumah tersebar di 20 lokasi di NTT dan NTB.
Baca juga: Cegah Konflik Sosial, Pemkot Madiun Gelar Rakor Bersama TNI-Polri
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana di NTT dan NTB tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.
m
"Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” kata Menteri Basuki.
Pembangunan huntap untuk Provinsi NTT meliputi Kabupaten Lembata 700 unit, Flores Timur (Adonara) 300 unit, Alor 386 unit, Sumba Timur 194 unit, Kota Kupang 173 unit, dan Kabupaten Kupang 169 unit. Sementara untuk NTB tersebar di Kabupaten Dompu 107 unit dan Bima 185 unit.
Baca juga: Kapolda Banten Pimpin Apel Pengecekan Personel dan Peralatan SAR
Penyelesaian pembangunan Huntap Pasca Bencana di Provinsi NTT sebagaimana persetujuan Menteri PUPR, dilaksanakan dengan skema Kontrak Tahun Jamak (MYC) tahun 2021-2022. Kepala Satuan Tugas Pelaksana Penanggulangan Bencana di Provinsi NTT dan NTB Kementerian PUPR Widiarto mengatakan hingga pertengahan Januari 2022, Kementerian PUPR melalui Direktorat Rumah Khusus, Ditjen Perumahan telah menyelesaikan huntap di 2 lokasi sebanyak 223 unit, yakni Desa Oyang Barang, Kabupaten Flores Timur 50 unit dan Desa Waisesa, Kabupaten Lembata 173 unit.
“Diharapkan sampai Februari dapat diselesaikan lagi 12 lokasi, sedangkan sisanya 6 lokasi yakni 5 lokasi di Kabupaten Alor dan 1 lokasi di Sumba Timur masih terkendala akses dan kondisi lokasi sangat sulit, terutama pada ketika turun hujan. Diharapkan seluruhnya selesai pada bulan Maret 2022,” tutur Widiarto.
Dukungan hunian untuk masing - masing penerima bantuan berupa rumah tipe 36 dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Di kawasan pembangunan huntap juga dilengkapi prasarana pendukung seperti sarana air bersih dan sanitasi (komunal), fasilitas umum dan fasilitas sosial, jalan lingkungan dan drainase, sambungan listrik rumah dan Penerangan Jalan Umum (PJU), dan tempat sampah, yang disiapkan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya.
Baca juga: Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, BPBD Surabaya Tambah Pos Pantau di Perbatasan
Selain dukungan prasarana di kawasan relokasi permukiman, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR juga mendapat penugasan untuk merehabilitasi fasilitas umum dan bangunan perkantoran terdampak Badai Siklon Tropis Seroja. Penanganan dikerjakan di 348 lokasi tersebar di Provinsi NTT 339 lokasi dan NTB 9 lokasi meliputi rehabilitasi jaringan air minum, dan perbaikan atap/plafon gedung Pemerintah Daerah baik provinsi dan kabupaten/kota.agus
Editor : Redaksi