Songsong Ponorogo Kota Kreatif, Kemenparekraf Tinjau Reog hingga Sate

realita.co
Ketua Tim penilai PMK3I Kemenparekraf RI, Ramalis Sobandi, saat menggelar diskusi kelompok terpumpun uji petik PMK3I di Ruang Pertemuan Hotel Amaris, Rabu (13/04/2022).

PONOROGO (Realita)-Di tengah kabar duka lengsernya posisi kesenian Reog oleh Jamu, dalam pengajuan Warisan Budaya Tak Benda ( WBTB) 2022 ke Unesco. Saat ini Kabupaten Ponorogo tampaknya tengah menyosong predikat Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia tahun 2022. 

Hal ini terbukti dengan keberadaan tim penilai Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia, yang tengah intens melakukan penilaian dan kunjungan lapangan sejak 11 hingga 14 April mendatang. 

Baca juga: Tagih Janji Pemerintah Reog Jadi ICH Unesco, Ribuan Seniman Ponorogo Turun ke Jalan

Dalam penilaian dan kunjungan lapangan itu, tim Penilai Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia ( PMK3I) Kemenparekraf melakukan peninjauan langsung terhadap 3 sub sektor ekonomi kreatif dalam penilaian. Yakni sektor pertunjukan diwakili Kesenian Reyog, Kuliner diwakili Sate Ayam, dan Kerajinan Tangan ( Kriya). 

Ketua Tim penilai PMK3I Kemenparekraf RI, Ramalis Sobandi mengatakan, usai melihat langsung kebudayaan dan keanekaragaman kuliner dan kriya yang berkembang dan eksis di Ponorogo, ia optimis Kabupaten Ponorogo dapat menjadi Kabupaten/ Kota Kreatif Indonesia tahun 2022, bisa bersanding dengan 64 kabupaten/kota kreatif Indonesia. 

" Bagaimana Reog begitu dicintai, Keanekaragaman kuliner Sate yang melegenda dan kriya yang ada di Ponorogo, kami optimis Ponorogo bisa menjadi Kabupaten/Kota kreatif Indonesia ke 65," ujarnya saat menggelar diskusi kelompok terpumpun uji petik PMK3I di Ruang Pertemuan Hotel Amaris, Rabu (13/04/2022). 

Baca juga: Budayawan Ridwan Saidi Meninggal di Usia 80 Tahun karena Pecah Pembuluh Darah

Ramalis mengaku, ditengah gelombang protes klaim Reog oleh Malaysia, ia dapat menyaksikan langsung begitu reog sangat sangat dicintai warga. Dikenal sebagai kota budaya, Ponorogo memiki segudang potensi yang dapat dikembangkangkan baik ketaraf nasional hingga internasional. 

" Saat ini kami mendapat kesempatan langka ditengah protes klaim Reog oleh Malaysia, kami bisa menyaksikan langsung bagaimana Reog begitu dicintai warga karena ini hidup mereka. Sehingga kami bisa sekaligus melakukan penilaian lapangan dan dampaknya terhadap subsektor kukiner dan ekraf," ungkap Pensiunan ASN KemPU-PR yang kini aktif di pembangunan ekonomi kreatif sejak 2016 lalu ini.

Baca juga: Jaga Kearifan Lokal, Pemkot Surabaya Jadikan Tari Remo Ekstrakurikuler Wajib

Ramalis menjelaskan, PMK3I sendiri merupakan program nasional untuk mengajak daerah di Indonesia guna menetapkan subsektor ekonomi kreatif yang akan difokuskan dan dikembangkan selama 2 tahun kedepan.  Hal ini guna menyokong penguatan ekonomi daerah, penyerapan tenaga keja, hingga sumbangsi devisa terhadap Produk Dimestik Bruto ( PDB) lokal.

" Harapnya dengan dua tahun itu ekosistemnya tumbuh menguat. targetnya 3 hal yakni, pelaku ekonomi kreatif bangkit dan mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan pertukaran uang untuk kesejahtraan masyarakat. dan peningkatan devisa terhadap PDB lokal. Secara nasional Ekraf itu penyokong industri pariwisata nasional. Sehingga selama 4 hari ini kami tidak hanya bertemu dengan pemerintah dan pimpinan, tapi kami bertemu dengan semua pelaku," pungkasnya. znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru