JAKARTA – Penarikan kasus tewasnya Brigadir Joshua dari Polda Metro Jaya ke Bareskrim dimaknai Jerry Massie sebagai kode Kapolri untuk menetapkan tersangka penembak Brigadir J sesungguhnya.
Penarikan kasus tewasnya Brigadir Joshua Hutabarat dari Polda Metro Jaya ke Bareskrim Polri dimaknai oleh Jerry Massie sebagai langkah maju.
Baca Juga: Direktur P3S: Pengangkatan 127 ASN di Minut Sudah Prosedural, Jangan Jadikan Komoditas Politik
Nantinya langkah ini akan menyimpulkan penetapan tersangka siapa penembak Brigadir Joshua sesungguhnya.
Ditariknya penyidikan kasus tewasnya Brigadir Nopryansah Yoshua Hutabarat atau Brigadir Joshua dari Polda Metro Jaya ke Bareskrim Polri merupakan bentuk keseriusan Polri dalam menuntaskan kasus ini.
Dapat dipastikan, Polri akan segera menetapkan tersangka tewasnya Brigadir Joshua di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo pada Jumat 8 Juli 2022 lalu.
“Political will dari Presiden Jokowi tak akan dikesampingkan oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Cepat atau lambat siapa tersangka dari kasus ini akan segera diumumkan. Tunggu saja, ini kodenya,” terang Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie, Rabu (3/8/2022).
Penarikan kasus ini dari Polda Metro Jaya ke Bareskrim Polri dimaknai oleh Jerry Massie sebagai langkah maju yang nantinya akan menyimpulkan penetapan tersangka siapa penembak Brigadir Joshua sesunggunya.
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer
“Itu kodenya (diambil alih). Karakter Polri begitu, kalau buntutnya tak sanggup maka kepalanya dipotong. Kalau penuntasannya lambat ya diambil alih. Sederhana saja,” katanya.
Penetapan tersangka pelaku pembunuhan Brigadir Joshua ini juga menjaga citra Polri dengan tagline Presisi.
“Agar Polri menjadi lembaga yang kredibilitas tinggi dan disukai publik maka Polri harus membongkar kasus pembunuhan Brigadir J dengan menetapkan tersangkanya. Tidak ada jalan lain,” timpalnya lagi.
Kalau tidak, sambung Jerry, maka kinerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan turun dan dampaknya tingkat kepercayaan publik pun merosot.
Baca Juga: Airlangga Mundur, Pengamat: Jokowi dan Gibran Berpeluang Jadi Ketum jika AD/ART Diubah
“Siapa pun yang salah ya ditindak. Mau perwira menengah atau tinggi. Ingat lho kasus ini merupakan pertaruhan kepemimpinan Kapolri Sigit Listyo Prabowo,” timpal Jerry.
Penetapan tersangka juga upaya menyelamatkan citra institusi penegakan hukum di Indonesia. Maka Kapolri harus bersikap netral, independen dan imparsial.
“Sudah banyak para jenderal yang mendekam. Sebut saja Komjen Pol Susno Duadji, lalu mantan Kakorlantas Irjen Djoko Susilo. Bahkan Irjen Napoleon Bonaparte. Kalau salah ya salah,” tegasnya.jr
Editor : Redaksi