JAKARTA (Realita)- Setelah sekian lama rencana pembelian twitter oleh pengusaha ternama Amerika Elon Musk mengalami jalan buntu, akhirnya dia berhasil mengakuisisi raksasa media sosial ini.
Menurut pakar politik Amerika Jerry Massie, akuisisi saham twitter adalah kemenangan terbesar sayap kanan atau right wing (kelompok konservatif). Barangkali ini menjadi neraka bagi kelompok sayap kiri diantaranya, kaum liberal radikal, sosialis sampai progresif.
Baca Juga: Direktur P3S: Pengangkatan 127 ASN di Minut Sudah Prosedural, Jangan Jadikan Komoditas Politik
"Sudah saya perkirakan salah satu big echnology terbesar selain Youtube, Meta (Facebook), Instagram yakni twitter bakal lepas ke tangan miliarder industrialis Elon Musk," ujar peneliti dari American Global University tersebut.
"Siapa kelompok sayap kanan, tak lain adalah kellompok konservatif Republik. Pada presidential election (pemilihan presiden) AS 2020, akun Donald Trump di suspended atau dibanned olwh pemilik Twitter kala itu," kata Jerry.
Dirinya pun sempat berkomentar bisa saja akun Donald Trump di twitter bakal diaktifkan lagi. Pasalnya Elon Musk dan Trump punya chemistry yang sudah terjalin lama.
Partai Demokrat tak akan memiliki sarana untuk berbuat curang pada Pilpres 2024 mendatang, dan waktu dekat ini atau 8 Bovember ada pemilihan mid term kongres, senat sampai Gubernur.
"Dipastikan Partai Republik akan kembali merebut senat dan Kongres. Bisa saja kemenangan di senat 53-47 untuk Partai Republik merebut 230-240 kursi di kongres. Twiter akan memainkan peran yang besar, apalagi hampr 70 persen karyawan serta petinggi twitter dicopot Elon Musk," kata Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) ini.
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer
Pemilik perusahaan mobil Tesla ini mengambil alih Twitter Kamis malam dan segera memecat beberapa eksekutif puncak, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh platform media sosial.
Memang Elon sempat geram karena freedom fof speech atau kebebasan berpendapat kelompok konservatif di blokir twitter oleh karenanya dia memecat CEO Parag Agrawal, CFO Ned Segal dan kepala kebijakan hukum, kepercayaan, dan keamanan Vijaya Gadde semuanya dipecat setelah Musk menuduh mereka menyesatkan dia dan investor atas jumlah akun palsu di platform, kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Pemimpin redaksi The Federalist Mollie Hemingway menggambarkan pemecatan sebagai "Awal yang sangat baik" untuk masa jabatan Musk dalam sebuah tweet.
Co-Host of Breaking Points Saagar Enjeti memposting emoji tangan melambai "bye" sambil me-retweet postingannya dari bulan April di mana dia menulis bahwa, "Vijaya Gadde, advokat sensor teratas di Twitter yang terkenal menyalakan dunia di podcast Joe Rogan dan menyensor cerita laptop Hunter Biden, sangat kecewa dengan pengambilalihan @elonmusk."
Baca Juga: Airlangga Mundur, Pengamat: Jokowi dan Gibran Berpeluang Jadi Ketum jika AD/ART Diubah
Pembelian twitter oleh Elon Musk ada banyak kelompok sayap kirim yang sangat kecewa dengan berita itu. Penulis/editor Techdirt Mike Masnick berbagi pendapat berbeda tentang Gadde, dengan mengklaim, "Orang-orang tidak menyadari betapa @vijaya telah melakukan untuk kebebasan berbicara. Twitter kurang dari platform kebebasan berbicara tanpa dia."
Penulis Uproxx, Mike Redmond menulis, "Saya tidak berpikir ada di antara kita yang siap untuk seberapa cepat seluruh situs ini akan segera runtuh. Ini adalah keajaiban api belum keluar darinya."
Dengan akuisisi twitter maka Jerry memprediksi kebebasan berpendapat di media sosial ini akan normal lagi.jr
Editor : Redaksi