LAMONGAN (Realita) - Ratusan dosen, tenaga pendidik (tendik) dan karyawan Universitas Islam (Unisla) Lamongan, menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor cabang BRI di Jalan Basuki Rahmad Lamongan, Senin (19/06/2023). Aksi itu menuntut agar rekening BRI atas nama Yayasan Pembina Pendidikan Tinggi Islam (YPPTI) "Sunan Giri" yang diblokir atas permohonan pengurus yayasan periode sebelumnya, dibuka.
Nurman, salah seorang orator unjuk rasa mengatakan akibat pemblokiran tersebut, para dosen dan karyawan Unisla belum digaji selama 2 bulan. Bahkan dirinya menyebut BRI mengambil uang itu dan mengancam akan memboikot nasabah lainnya apabila tuntutanya tidak dikabulkan.
Baca Juga: Gaji Dosen Unisla Molor, Sebut Pengurus Lama Keruk Uang di Bank
"Bertobatlah. Supaya gaji-gaji kami selama dua bulan diberikan, karena di embat oleh BRI, " kata salah seorang orator saat orasi di atas mobil pengeras suara yang digunakan pengunjuk rasa siang itu, Senin (19/06/2023).
Baca Juga: Konflik Para Petinggi Unisla, Mahasiswa Unjuk Rasa
"Kalau BRI tidak memberikan gaji kami. Maka seluruh nasabah di Kabupaten Lamongan akan kami boikot. Karena yayasan yang sah adalah yayasan kami, jangan sampai BRI di kebiri oleh yayasan yang sudah expired, yang hanya bisa memperkaya diri selama dua puluh tahun tidak ada transparansi soal penggunaan anggaran," terusnya.
Setelah berlangsung sekitar 45 menit, pihak keamanan dari Polres Lamongan mengajak perwakilan pengunjuk rasa untuk masuk ke kantor BRI cabang dan bertemu langsung dengan jajaran direksi. Namun pertemuan itu dirasa belum cukup, lantaran pihak BRI masih berkehendak agar pengurus YPPTI Sunan Giri menyelesaikan persoalan internalnya terlebih dahulu.
Baca Juga: Beredar Video Aksi Tegang Pria Baret Merah, Buntut Konflik di Unisla
Mendengar keputusan itu, ratusan massa yang datang dengan membawa sejumlah spanduk tuntutan membubarkan diri dan menunggu proses selanjutnya.def
Editor : Redaksi