BANYUASIN (Realita)- Sengketa lahan warga desa Pangkalan benteng kecamatan Talang kelapa Banyuasin Sumsel vs PT Swarna Cinde Raya, memanas.
Seperti berita sebelumnya kebun warga yang akan direntes dan diduga akan digusur pihak PT Swarna.
Baca Juga: Lahan Dicaplok PT Swarna Cinde Raya, Masyarakat Desa Pangkalan Benteng Tuntut Keadilan
Buktinya, alat berat milik PT Swarna telah berada di lokasi sengketa, Kamis (20/07/23). Warga pun tampak bersiaga.
Rentetan cerita sejak awal tahun 2022, warga sudah melakukan mediasi, aksi demo, kirim surat ke Kemensetneg RI dan dumas mabes Polri ke Polda Sumsel. Namun hingga kini, persoalan belum selesai.
Sementara menurut warga, Bupati Askolani dinilai tidak peduli terhadap rakyat.
"Wajar saja asumsi ini muncul karena Askolani tidak pernah muncul batang hidungnya sejak kasus ini terbuat awal 2022 hingga sekarang," seloroh salah satu warga,Djoni Jasin(55).
"Padahal surat mensetneg RI pada waktu itu 12 April 2022 ditujukan kepada bupati banyuasin, Askolani," tuturnya lagi.
Djoni menambahkan, SK bupati dijadikan salah satu alasan oleh PT dan mafia tanah untuk merebut hak warga.
Baca Juga: Rebutan Lahan, Ayah dan Anak Dibacok Ketua RT
"Bola panasnya ini bupati, mestinya Askolani turun dan urus rakyatnya” tegas Djoni.
Hari ini warga nekat menghadang apapun gerakan PT jika mengusik tanah mereka.
“Kita tetap melakukan penghadangan alat bekerja dgn membawa surat satgas mafia tanah polri," tukas Djoni.
Sementara AS(39) warga yang sedang berada dilokasi mengatakan, ia tidak biarkan siapapun rampok tanah.
Baca Juga: Konflik Lahan Garapan di Desa Sukaharja, kian Memanas
"Kami akan hadang dan perang. Inilah proses proses yang selalu dijanjikan pemerintah kabupaten kepada kami. Tanah kami yang sudah digusur tidak ada kejelasan hukum,"pungkas AS. andri.
Editor : Redaksi