Prodi Perguruan Tinggi Indonesia Semestinya Fleksibel Penuhi Kebutuhan Masyarakat

SURABAYA (Realita) - Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJT), Suprawoto, yang juga Bupati Magetan, mengkritisi persyaratan mendirikan prodi (program studi) perguruan tinggi di Indonesia banyak yang terkesan kaku tidak fleksibel. 

“Prodi perguruan tinggi di negeri kita kebanyakan terkesan kaku tidak fleksibel, berbeda dengan prodi perguruan tinggi di beberapa negara yang saya kunjungi, mereka masing-masing menerapkan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan pendidikan masyarakat sekitarnya,” ungkap Suprawoto. 

Baca Juga: Set-jetting jadi Tren Wisata 2024, Ini Penjelasan Pakar Komunikasi Stikosa AWS

Beberapa persyaratan yang diberlakukan dalam Kemendikbud Ristek Dikti, untuk mendirikan sebuah prodi PT salah satunya harus ada profesor atau yang bergelar doktor. 

Hal tersebut disampaikan Suprawoto, dalam sambutan pelantikan pejabat baru Dr. Jokhanan Kristiyono,ST.M.Med.Kom., sebagai Ketua Stikosa - AWS (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - Almamater Wartawan Surabaya) periode 2023 - 2027, di ruang Multi Media kampus Stikosa – AWS, Rabu (9/8/2023).

Sementara menurut Suprawoto, saat  sebagai Dirjen Kementerian Kominfo yang mengunjungi beberapa perguruan tinggi di Belanda, di Jerman, Jepang dan negara – negara lainnya, banyak melihat prodi-nya sangat memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat di sekitarnya. 

Baca Juga: Stikosa AWS Photo Week 2023, Saat Isu Lingkungan Tersaji dalam Bingkai Visual

“Tahun 2005 lalu di sebuah perguruan tinggi di Belanda, sudah membuka prodi Artificial Inteligence (AI), yang kini ramai diperbincangkan. Bidang itu belum ada profesornya atau doktornya, karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya,” tambah Suprawoto. 

Di  pidato sambutannya pula, Suprawoto menambahkan, banyak lulusan perguruan tinggi praktisi yang diperbolehkan mengajar, dan ada juga fenomena prodi yang buka tutup dan itu tidak menjadi persoalan di dunia pendidikan di luar negeri.

Dalam acara pelantikan Ketua Stikosa – AWS, mengundang ex officio Dewan Pembina YPWJT diantaranya Kepala Dinas Kominfo Prov. Jatim, Ketua PWI Jatim, Ketua Serikat Perusahaan Suratkabar (SPS), Pengurus harian YPWJT, juga dihadiri yang mewakili Asisten I Pemrov. Jatim, Humas Polda Jatim, pejabat Dinas P3AK Prov. Jatim, BPSDMP Surabaya Kementerian Kominfo, Kepala LKBN Antara Biro Jatim, media online Beritajatim.com, BNI 46 Kantor Cabang Surabaya, dan sejumlah mitra lainnya Stikosa – AWS. 

Baca Juga: Makna di Balik Makan Siang Presiden dan 3 Capres, Ini Kata Pakar Komunikasi Stikosa

Di pelantikan tersebut, Ketua Pengurus Harian YPWJT Imawan Mashuri berpesan, agar pejabat Ketua Stikosa – AWS yang baru untuk segera merelevansi prodinya yang sesuai dengan perkembangan transformasi teknologi digital komunikasi. Serta berlari meraih keberhasilan Stikosa – AWS untuk memenuhi kebutuhan teknologi komunikasi masyarakat saat ini dan kedepannya. 

Sedangkan Ketua Stikosa – AWS Periode 2023 – 2027 Jokhanan Kristiyono dalam pidatonya mengatakan, dengan semangat bersama bersinergi dengan yayasan, alumni dan mitra Stikosa -AWS, bekerja sama meraih puncak kesuksesan Stikosa – AWS, dengan misi utamanya menghasilkan lulusan Stikosa – AWS yang sangat berkompeten, unggul di bidang komunikasi dan berdaya saing tinggi, terutama di era transformasi industri komunukasi secara global.lis

Editor : Redaksi

Berita Terbaru