SURABAYA- Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Jenderal Polisi Arief Sulistyanto melakukan pemantauan secara langsung proses pencarian korban dan bangkai KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu, 30 Juni 2021.
“Hari ini saya bersama Kapolda Bali meninjau langsung upaya pencarian korban KMP Yunicee yang sejak tadi malam sudah diusahakan oleh tim gabungan dari Polda Bali, Polres Jembrana, Tim SAR, TNI dan teman – teman yang berada disekitar lokasi kejadian,“ kata Arief kepada wartawan, Kamis (1/7/2021).
Baca Juga: Motor Terbakar Akan Dipadamkan, Tiba-Tiba Meledak
Ia menjelaskan, pencarian korban akan terus dilakukan dengan maksimal. Sementara ini, korban yang berhasil diselamatkan sebanyak 39 orang dan yang meninggal sebanyak tujuh orang.
“Kapolda Bali agar fokus untuk upaya pencarian korban yang tersisa karena masih ada beberapa korban yang belum ditemukan dan masih belum diketahui pasti jumlahnya,” ujar Arief.
Kabaharkam mengaku bahwa pihaknya akan mengirimkan tim dari Direktorat Polairud dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk lancarnya proses pencarian korban dan bangkai KMP Yunicee. Peralatan diperlukan karena arus bawah laut di lokasi kapal tenggelam dikabarkan cukup kuat.
“Kami akan segera mengirimkan tim dari Direktorat Pol Air Baharkam Polri dengan peralatan-peralatan, termasuk robot penyelam untuk menentukan atau mencari dimana letak posisi kapal yang tenggelam tersebut,” tandas Komjen Arief.
Ia berharap angin tidak kencang dan ombak tidak besar sehingga upaya pencarian lebih mudah dilaksanakan sementara dari benda-benda yang ditemukan sebarannya sudah sampai wilayah Melaya atau sekitar empat mil dari titik terakhir kapal itu tenggelam.
“Jika nanti posisi kapal sudah diketahui pasti maka akan diterjunkan penyelam dari Polri maupun Basarnas untuk melakukan pencarian didalam kapal, apakah ada korban yang tersangkut atau tidak,” ungkap Arief.
Baca Juga: Tugboat Meledak di Rangga Ilung, Sejumlah ABK Alami Luka Bakar
Diberitakan sebelumnya, KMP Yunicee rute Ketapang-Gilimanuk karam pada Selasa malam, 29 Juni 2021, setelah terseret arus saat akan bersandar di dermaga di Pelabuhan Gilimanuk.
Kantor Badan SAR Nasional Bali menerima informasi tenggelamnya kapal tersebut sekira 19.12 WITA. Evakuasi dan pencarian pun langsung dilakukan.
“Terkonfirmasi 7 orang [meninggal dunia] yakni 5 perempuan dan 2 orang laki-laki selanjutnya dibawa ke Puskesmas Gilimanuk," kata Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada dalam keterangan tertulis.
Data sementara dari pelapor, kapal nahas itu berjumlah total 57 orang, terdiri dari 13 orang kru, tiga orang petugas kantin, dan 41 penumpang.
Baca Juga: KM Serba Prima Terbakar di Samudra Hindia, 11 ABK Hilang
Namun, Gede mengatakan bahwa data dan jumlah korban bisa berubah melihat perkembangan tim SAR gabungan di lokasi pencarian. Hingga saat ini, proses pencarian masih dilakukan oleh tim SAR gabungan.
Dikerahkan RIB Basarnas, satu unit KN SAR Permadi dari Basarnas Surabaya, KMP Samudra Utama, KMP Sukarya, dua unit Tagboat (Joyo Boyo dan Perkasa), dan tiga unit speed boat Polair Gilimanuk, satu unit rubber boat Polda Bali, satu unit rubber boat Pos TNI Al Gilimanuk, dan kapal nelayan setempat.
Tim SAR gabungan yang terlibat operasi SAR diantaranya dari Basarnas Bali, TNI AL, Pol Air, BPBD, BTTD, Samapta Polda Bali, Brimob Gilimanuk, DVI Polda Bali, Polres Jembrana, ASDP Gilimanuk, Syahbandar Gilimanuk, Batalion Compi C Gilimanuk, Potensi SAR 115 dan potensi SAR lainnya.ys
Editor : Arif Ardliyanto