LONDON - Uni Eropa (UE) menyerukan Israel untuk segera mengakhiri operasi militernya di Rafah, Gaza. UE bahkan mengancam bahwa kegagalan untuk melakukan hal tersebut akan merusak hubungan dengan blok tersebut.
"Jika Israel melanjutkan operasi militernya di Rafah, hal ini pasti akan memberikan tekanan besar pada hubungan UE dengan Israel," demikian pernyataan yang dikeluarkan atas nama UE oleh kepala kebijakan luar negeri blok tersebut, Josep Borrell, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/5/2024).
"Uni Eropa menyerukan Israel untuk segera mengakhiri operasi militernya di Rafah," imbuh pernyataan itu, seraya memperingatkan bahwa tindakan tersebut "semakin mengganggu distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza dan menyebabkan lebih banyak pengungsian internal, kelaparan dan penderitaan manusia."
Uni Eropa menyatakan bahwa lebih dari satu juta orang diRafah dan sekitarnya telah diperintahkan oleh Israel untuk meninggalkan wilayah tersebut ke zona lain, yang menurut PBB tidak dapat dianggap aman. Uni Eropa merupakan donor bantuan utama untuk wilayah Palestina dan mitra dagang terbesar Israel.
"Meskipun UE mengakui hak Israel untuk membela diri, Israel harus melakukannya sejalan dengan Hukum Kemanusiaan Internasional dan memberikan keamanan kepada warga sipil," kata Uni Eropa dalam pernyataannya.
Undang-undang tersebut mengharuskan Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan, tegas pernyataan itu.
Uni Eropa juga mengutuk serangan Hamas di perbatasan Kerem Shalom yang menghalangi pasokan bantuan kemanusiaan.
"Kami menyerukan semua pihak untuk melipatgandakan upaya mereka untuk segera mencapai gencatan senjata dan pembebasan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas," katanya.ik
Editor : Redaksi