MADIUN (Realita) – Innalillahi Wainnailahi Rojiun. Kabar duka menyelimuti keluarga almarhumah G (16) seorang siswi kelas 10 SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun yang meninggal dunia pada Rabu (12/6/2024). Kepergian G untuk selama-lamanya ini tergolong mendadak. Itulah yang membuat keluarganya sangat terpukul dan berduka.
Bagus Handono ayah kandung G mengungkapkan, dua minggu sebelum almarhumah meninggal dunia, G sempat pulang ke rumah. Pada saat itu, G dalam kondisi baik-baik saja dan tidak mengeluh sakit. Dan bahkan, tidak ada riwayat penyakit organ dalam yang di derita.
Baca Juga: Buruh Ditemukan Tewas Tertelungkup
“Pulang ke rumah dua minggu sebelum sakit. Nggak ada riwayat penyakit organ dalam, karena kan mau masuk sekolah ada tes kesehatan,” katanya, Sabtu (22/6/2024).
Menurut Bagus, awal mulanya ia menerima informasi dari pihak sekolah jika anaknya masuk RSUD Kota Madiun lantaran mengeluh sakit demam. Bagus dan istri lantas bergegas menuju rumah sakit. Namun, pihak rumah sakit hanya mengatakan jika G mengalami demam. Lalu kemudian dibawa pulang ke rumah.
“Info dari sekolah pengasuhnya itu ngomong kalau anaknya panas kemudian dibawa ke IGD. Dari IGD kami minta lab nggak dikasih, karena infonya cuma panas. Terus saya bawa pulang,” ujarnya.
Sesampainya di rumah, kondisi G semakin parah. Orang tua pun berinisiatif membawanya ke puskesmas terdekat. Namun lantaran fasilitas yang tidak memadai, G akhirnya dirujuk ke rumah sakit Widodo Ngawi.
“Dirumah belum turun panasnya, malah kondisinya semakin parah. Kemudian saya bawa ke Puskesmas Geneng, dari situ hasil lab kalau anak ini mengalami infeksi dalam. Kemudian kami rujuk ke rumah sakit Widodo Ngawi,” tuturnya.
Sampai diruang ICU rumah sakit Widodo Ngawi, G sudah tidak sadarkan diri hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia. “Saya ada penyesalan, kenapa infonya ke sekolah nggak dari awal. Saya sesalkan dari sekolah kok minim banget infonya,” katanya.
Setelah kematian G, Bagus mengaku menerima informasi jika sebelum dibawa ke RSUD Kota Madiun, almarhumah sempat menjalani perawatan di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SMAN 3 Taruna Angkasa.
"Saya juga dapat info sebelum panas itu sempat ke UKS dengan keluhan sakit perut dan muntah-muntah. Muntahnya ini disampaikan guru BK-nya itu memang kondisi muntahnya lain, ada warna hijau,” jelasnya.
Baca Juga: Dikira Meninggal, Pemuda Ini Tiba-Tiba Bangun saat Akan Dimasukkan Kantong Mayat
Senada dikatakan paman G, Agung Sugiyanto (51) warga Desa Duwet, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Pihaknya tidak menyangka kepergian G begitu cepat. Padahal, almarhumah tidak pernah mengeluh sakit.
Dengan kabar duka itu, Agung dan keluarga merasa sangat bersedih. Ditambah lagi adanya berita di media sosial (medsos) jika kepergian G diduga tidak wajar.
“Waktu itu saya coba untuk ke rumah sakit mencari hasilnya, seperti hasil lab dan lainnya tak suruh mengambil. Setelah melihat kabar di medsos mengarah ke kematian tidak wajar,” ujarnya.
Hal itu juga dikuatkan dengan pengakuan ibu G kepada Agung. Sebelumnya G mengaku sempat dipukul disekolah. Pun, ibu G lantas mendatangi pihak sekolah.
“Mamanya sempat cerita, jika sempat dipukul. Kemudian mamanya ke sekolahan, kalau diulangi lagi mau dilaporkan,” tuturnya.
Baca Juga: Luar Biasa, Marching Band SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Dilirik Dunia Internasional
"Ya harapan kalau memang isu-isu dimedsos itu ya kita mengharapkan pada aparat untuk melakukan penyelidikan. Kita hanya mencari kebenaran,” tandasnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Madiun Kota, AKP Sujarno mengaku telah menerima informasi tersebut. Bahkan, Kapolres Madiun Kota, AKBP Agus Dwi Suryanto secara langsung memerintahkan Satrekrim untuk melakukan penyelidikan. Hasilnya, dari beberapa bukti yang didapat, G murni meninggal akibat sakit yang dideritanya.
“Kita melangkah ke TKP, yakni rumah duka, sekolah, rumah sakit untuk mengkarifikasi kebenaran berita itu. Setelah kita klarifikasi dan rekam medis tidak ada tanda-tanda kekerasan dan murni si anak meninggal karena sakit,” akunya, Senin (24/6/2024).
“Itu kita sampaikan ke orang tua, dan orang tua sudah bisa menerima, mendasar rekam medis yang diberikan dokter ke keluarga juga sama hasilnya,” tandasnya. adi
Editor : Redaksi