DPRD Jatim Minta Dindik Terbuka Soal Siswi SMAN 3 Madiun yang Mendadak Meninggal

MADIUN (Realita) – Polemik kematian G (16) siswi kelas X SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun yang sempat viral di media sosial (medsos) sampai juga ke telinga wakil rakyat.

Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur (Jatim), Sri Untari Bisowarno meminta Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim untuk segera menindaklanjuti kasus tersebut. Pun memberikan klarifikasi secara gamblang kepada masyarakat. Tak lain, agar kabar miring tidak semakin liar.

Baca Juga: Kabar Duka, Siswi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Meninggal Dunia

‘’Kalau memang tidak terjadi apa-apa sampaikan, kalau terjadi apa-apa juga sampaikan. Harus menjadi pelajaran bersama. Saya minta Kadindik Jatim untuk bisa memberikan perintah ke Kacabdindik di wilayah Madiun melakukan clearness untuk masyarakat,’’ katanya, Selasa (25/6/2024).

Untari menilai, di era digital dan keterbukaan saat ini, tidak perlu menutup-nutupi sebuah persoalan. Pasalnya, netizen lebih peka dan bisa mencari informasi apapun. Terlebih, masalah ini sempat viral di media sosial.

“Karena kan dunia ini sudah sangat terbuka, hal-hal yang sangat berat saja, kemudian netizen memburu akhirnya bisa terungkap,” ujarnya.


Terlepas benar atau tidaknya dugaan kekerasan yang terjadi, pihaknya meminta sekolah untuk menghindari segala bentuk bullying di sekolah. Terutama di lingkungan boarding school.

‘’Saya pernah jadi komite sekolah sistem boarding school. Case-case (kasus) sebelumnya, sepertinya terjadi senior berhak mem-bully junior. Sekolah harus betul-betul membangun dan menerapkan disiplin tanpa mem-bully,’’ tegasnya.

 


Kasek: Tidak Ada Kekerasan


Sementara itu, imbas diterpa kabar tak sedap, SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun angkat bicara. Pihak sekolah membantah jika G meninggal dunia lantaran mengalami kekerasan saat di sekolah. Pun memastikan kabar kekerasan hingga berujung kematian yang dialami siswi kelas X itu tidak benar.

Baca Juga: Beberapa Jam sebelum Meninggal, Jhonny Iskandar Masih Sempat Live TikTok

Kepala SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Agus Supriyono menjelaskan, G meninggal dunia karena sakit yang diidap. Sebelum meninggal pada 12 Juni lalu, almarhumah tampak sehat seperti peserta didik lainnya. Pun sempat mengikuti kegiatan sekolah.

‘’Anak kami itu (G, Red) memang tidak mengalami kekerasan. Tapi, sempat mengeluh pusing dan dibawa ke UKS serta ke RSUD Kota Madiun,’’ ungkapnya, Selasa (25/6/2024).

Belum lama dirawat di RSUD Kota Madiun, Agus menyebut G dibawa pulang pihak keluarga ke rumah. Karena kondisi belum membaik, keluarga berniat membawa G ke RS Widodo Ngawi. Namun sayang, G tak sadarkan diri hingga dinyatakan meninggal dunia saat berada di ruang ICU.

‘’Jadi, tidak ada dipukuli, tidak ada kekerasan. Hasil laporan dari kepolisian setelah meminta data dari RSUD Kota Madiun dan RS Widodo Ngawi, kami diberi tahu bahwa ananda meninggal karena sakit infeksi,’’ jelasnya.

Kepala SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Agus Supriyono.Kepala SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Agus Supriyono.

Baca Juga: Sopir Truk Meninggal di Belakang Kemudi saat Parkir di SPBU

Menurut Agus, pihaknya juga menerima kabar dari pihak keluarga jika G sempat muntah cairan berwarna hijau sebelum meninggal dunia. Meski begitu, pihaknya tidak tahu-menahu ihwal kebenaran kabar tersebut. ‘’Saya tidak tahu itu. Mungkin rumor-rumor saja,’’ ujarnya.

Yang jelas, kata Agus, pihak sekolah sejauh ini cukup aware ketika terdapat peserta didik yang mengalami sakit. Pun menelisik apa penyebabnya. Termasuk kasus kali ini, G dinyatakan meninggal dunia karena sakit.

‘’Sekolah sangat berduka. Nama baik sekolah juga terdampak kalau sampai beredar (kabar dugaan tindak kekerasan, Red) ke mana-mana,’’ ucapnya.

‘’Semua (keterangan) saya serahkan ke kepolisian. Kepolisian akan menelusuri itu. Kalau sudah jelas, tidak perlu ditanggapi lagi,’’ imbuh Agus. adi

Editor : Redaksi

Berita Terbaru