LAS VEGAS (Realita) - Motif peledakan mobil Tesla Cybertruck di depan Trump Hotel, Las Vegas, Amerika Serikat (AS), Rabu (1/1/2025), masih misterius.
Namun beberapa temuan terbaru mengindikasikan insiden itu jauh dari motif terorisme.
Selain itu tak ada indikasi yang mengarah kepada motif politik, terkait presiden AS terpilih Donald Trump maupun Elon Musk selaku pemilik Tesla. Seperti diketahui, Trump dan Musk memiliki hubungan sangat dekat sejak Pilpres AS 2024.
Penegak hukum kini mengarahkan penyelidikan mereka ke motif pribadi. Temuan terbaru mengungkap adanya lubang peluru di kepala pengemudi mobil, Matthew Livelsberger.
Surat kabar The New York Post, mengutip keterangan istri Livelsberger, melaporkan pasangan itu telah berpisah 6 hari sebelum kejadian.
Penyebabnya, sang istri menuduh pria 37 tahun itu selingkuh. Padahal pasangan itu baru saja dikaruniai seorang bayi perempuan.
Departemen Kepolisian Las Vegas menyatakan Livelsberger merupakan anggota militer aktif. Sebelum mobil meledak, dia terlebih dulu menembak kepalanya dengan pistol.
Laporan pemeriksaan jenazah menyebutkan, penyebab kematian Livelsberger adalah luka tembak intraoral, bukan ledakan pada mobil.
Selain itu paman Livelsberger mengatakan kepada surat kabar The Independent, keponakannya merupakan seorang patriot seperti Rambo dan mencintai negaranya serta menyukai Trump.
Petugas penegak hukum juga sedang menyelidiki apakah tersangka sengaja memilih Cybertruck untuk membatasi jatuhnya korban sipil.
Biro Penyelidikan Federal (FBI) mulanya menganggap pengeboman itu bermotif politik, mengingat kejadian itu terjadi di dekat Trump International Hotel yang sebagian sahamnya dimiliki Donald Trump serta kendaraan yang digunakan pelaku bermerek Tesla. Bahkan penyelidikan dikaitkan dengan serangan di New Orleans yang menewaskan 15 orang serta melukai 35 lainnya.new
Editor : Redaksi