Diduga Gangguan Jiwa, Pemuda di Kupang Gantung Diri

 

KUPANG (Realita)- Diduga karena mengalami ganguan kejiwaan, seorang pemuda di Desa Kuimasi, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur dihebohkan dengan meninggalnya Emanuel Ano (25), Jumat (18/1).

Baca Juga: Mayat Pria Ditemukan Tergantung pada Pohon di Punden Masin Kudus

Emanuel Ano memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dengan jarak kurang lebih 70 meter dari rumahnya.

Kapolres Kupang KBP Anak Agung Gde Anom Wirata, SIK, MH, melalui Kapolsek Fatuleu Ipda David Fanggidae, membenarkan kejadian tersebut dan diduga korban mengalami gangguan jiwa.

“Ya benar kejadiannya kemarin sore dan sudah dilakukan olah TKP. Diduga korban gantung diri karena alami ganguan kejiwaan,” terangnya.

Menurut Ipda David peristiwa ini bermula pada hari Jumat siang, sekitar pukul 14.30 Wita, ketika korban mengantarkan ayahnya, Markus Ano, ke kebun di Uel, Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur.

Usai mengantar ayahnya, korban kembali ke rumah sekitar pukul 15.30 Wita dan meminta uang kepada ibunya, Orance Snae, untuk mengisi pulsa. Namun, permintaan tersebut ditolak. Korban kemudian masuk ke kamar.

Pada pukul 16.00 Wita, ibu korban memanggil korban untuk membuka pintu kamar.

Korban membuka pintu dan langsung berlari keluar sambil membawa sebuah benda yang disembunyikan di dalam bajunya.

Selanjutnya sekitar satu jam korban tidak terlihat lagi disekitar rumah.

Baca Juga: Pasutri Ditemukan Gantung Diri, Tinggalkan Surat Wasiat

Ibunya mencari kerumah tetangga namun , korban tidak ditemukan.

Selanjutnya saudara korban, Yumina Ano, menghubungi Rusmy Olla untuk membantu mencari korban.

Dalam upaya pencarian adik kandung korban, Risky Ano dan Migel Ano, menemukan korban sudah dalam keadaan tergantung di kebun milik Luter Ena, sekitar 70 meter dari rumahnya.

Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan mendalami kasus ini.

Dugaan sementara, korban mengalami gangguan kejiwaan sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Baca Juga: Mayat Pria Ditemukan di Semak Belukar Bendungan 

Sedangkan pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Dari pengakuan keluarga, pada tahun 2021 korban pernah mendapat perawatan dirumah sakit jiwa Naimata dan hingga bulan Desember 2024 belum sempat mendapat perawatan lagi karena korban selalu kabur dari sakit rumah jiwa.

Kejadian ini kembali menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama bagi mereka yang pernah memiliki riwayat gangguan kejiwaan.

Pihak keluarga dan masyarakat diharapkan untuk lebih waspada serta memberikan dukungan kepada individu yang mengalami masalah kesehatan mental.ha

Editor : Redaksi

Berita Terbaru