SURABAYA(Realita)-Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan akademisi melakukan pendampingan usaha di masyarakat. Tiga dosen Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya turun lapangan melakukan pendampingan terhadap angkringan Mbok Nom di daerah Wiyung.
Mereka adalah Dr.Woro Utari, SE.,MM ,Dr. Ir. Mei Indrwati., MM. dan Dr. Nur Halima, S.Pd., M.Pd. Ketiga srikandi UWP ini sengaja mendampingi usaha angkringan Mbok Nom, karena usaha yang dimiliki membutuhkan peningkatan penjualan, selain itu usaha yang bertempat di Jalan Griya Babatan Mukti K / 20, RT 02, RW 07, kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung Surabaya membutuhkan sistem jual-beli modern. "Kita jadikan mitra untuk kita dampingi cara berwirausaha dan melakukan pembayaran secara modern," kata Dr.Woro Utari, SE.,MM Dosen UWP Surabaya.
Baca Juga: Lulusan UWP Surabaya Miliki Etos Kerja Mumpuni dan Siap Jadi Enterpreneur Muda
Woro menuturkan, warung angkringan Mbok Nom ini memiliki jenis usaha berjualan nasi bakar, sate usus, telur puyuh, ceker, dadar jagung dan minuman sinom mbok Nom. Namun angkringan ini memiliki masalah, diantaranya cara menaikkan omset penjualan, cara memasarkan lebih luas lagi, cara mengatur keuangannya dan cara barang dagangannya lebih diminati banyak orang tidak hanya kalangan menengah tetapi kalangan atas.
Berdasar masalah itu, lanjut Woro, dirinya bersama dengan dua dosen lainnya yakni Dr. Ir. Mei Indrwati., MM. dan Dr. Nur Halima, S.Pd., M.Pd. melakukan diskusi untuk mencari solusi yang tepat. Diantara pemecahan masalah yang diberikan adalah melakukan pelatihan cara berwirausaha dan managemen keuangan, pelatihan cara membuat konten promosi di Medsos, pendampingan oleh tim, meningkatkan pemasaran dengan packing yang menarik dan mengenalkan CHRIS sebagai alat pembayaran yang mudah, jika tidak ada uang tunai. "Kita lakukan pemecahan dengan menerapkan beberapa metode," tuturnya.
Baca Juga: Perencanaan Berbasis Data Wujudkan Peningkatan Kualitas Pendidikan Berkesinambungan
Dr. Ir. Mei Indrwati., MM. menambahkan metode yang dimaksud adalah memberikan pelatihan tentang cara berwirausaha, mengikut sertakan dalam pelatihan membuat konten-konten untuk pemasarannya melalui Medsos, memberikan pelatihan cara packing produk yang menarik, mengadakan pendampingan dan pemantauan pemasaran selama tiga bulan, menambah alat bakar, mengenalkan CHRIS sebagai alat pembayaran yang mudah, dengan mengundang sales CHRIS.
"Bahkan kita juga sudah menghasilkan website pemasaran untuk mitra. Mitra sudah bisa membuat neraca keuangan untuk mengukur untung, rugi penjualan, mitra sudah ada peningkatan dalam packing produk sehingga pemesanan nasi bakar dari kantor-kantor semakin ramai seperti Bank, PGN, hajatan, arisan dan produk penjualan sekarang bertambah jenisnya selain tersebut diatas sekarang ada produk baru yaitu sambel bawang Mbok Nom dan varian nasi bakar bertambah," ungkapnya.
Baca Juga: Kemendikbudristek Berikan Chief of Transformation Award pada Pj Walikota Batu
Selain itu, ketiga dosen ini juga mengkonekan pemesanan melalui GOJEK dan GRAB, sehingga penjualan semakin ramai dan omset semakin meningkat. "Sudah ada penambahan 2 alat bakar, dari PPM 1 alat bakar dan yang 1 alat bakar swadaya. Bahkan kita juga mendatangkan Edy Purwadi sales CHRIS untuk bersosialisasi cara pembayaran yang mudah menggunakan CHRIS, aplikasi itu baru mulai jalan," tutur Mei.(arif)
Editor : Arif Ardliyanto